Halaman Aktif

Selamat Datang

Belajar Perlindungan Tanaman adalah blog baru yang sedang dibuat untuk mendukung mahasiswa Faperta Undana mempelajari mata kuliah Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Pada saat ini blog belum selesai dikerjakan sehingga hanya menyedaiakan fitur layanan secara terbatas. Silahkan kunjungi blog lama untuk memperoleh informasi mengenai fitur layanan yang akan diberikan melalui blog baru ini. Bila Anda adalah mahasiswa peserta mata kuliah Dasar-dasar Perlindungan Tanaman semester genap Tahun Ajaran 2018/2019, Anda wajib membaca materi sebelum mengikuti kuliah dan menyampaikan komentar dan/atau pertanyaan singkat di dalam kotak komentar di bawah setiap tulisan. Baca tanggal tenggat penyampaian komentar di bagian bawah setiap materi kuliah.

Pemberitahuan

Diberitahukan bahwa pada Jumat, 8 Maret 2019, dosen Ir. I Wayan Mudita, M.Sc., Ph.D. tidak dapat hadir memberikan kuliah tatap muka karena bertugas ke luar kota. Kuliah dengan materi 2.3. Berbagai Jenis OPT Golongan Gulma, Tumbuhan Parasitik, dan Tumbuhan Invasif akan diberikan oleh dosen Ibu Ethin Namas, SP, MSi. Mahasiswa diminta mengikuti perkuliahan dan menyampaikan komentar dan/atau pertanyaan mengenai materi kuliah selambat-lambatnya pada Jumat, 15 Maret 2019. Mahasiswa yang tidak menyampaikan komentar dan/atau pertanyaan melewakti batas waktu tersebut tidak akan memperoleh nilai softskill.

Selasa, 08 Oktober 2013

Tungau: OPT Golongan Binatang yang Tidak Kalah Penting

Print Friendly and PDF
Simple, Free Image and File Hosting at MediaFire Pernahkah Anda mendengar nama tungau yang dalam bahasa Inggris lazim disebut mites? Mungkin Anda mengenal tungau sebagai binatang penghisap darah yang juga menyebabkan gatal. Sebenarnya tungau sangat beranekaragam, selain spesies yang hidup dengan cara menghisap, juga terdapat banyak spesies yang hidup dengan menghisap cairan tumbuhan. Karena menghisap cairan tumbuhan maka banyak spesies tungau berstatus sebagai OPT, bahkan beberapa di antaranya merupakan OPT yang sangat penting. Tulisan ini menghantarkan Anda untuk mengenali morfologi dan anatomi tungau, klasifikasi filogenetik tungu dan penggunaan kunci dikotomis untuk mengidentifikasi tungau. Bagian akhir tulisan menyajikan tungau yang menjadi OPT penting pada berbagai jenis tanaman, khususnya pada pertanian lahan kering.

Tungau merupakan binatang berukuran bervariasi dari sangat kecil (0,08-1,00 mm) sampai kecil (10-20 mm). Badan tungau berevoluasi dari badan beruas-ruas, tetapi bagian kepala dan dada (tagmata, prosomal atau cephalothorax) dan bagian perut (opisthosoma) bergabung dan kemudian alur kutikula fleksibel yang mengelilingi bagian belakang kepala (circumcapitular furrow), memisahkan bagian depan badan (disebut gnathosoma, gnathos=rahang, soma=badan) dan bagian belakang badan  (disebut idiosoma, idio-=awalan yang menyatakan hal yang bersifat khusus atau pribadi). Idiosoma terbagi menjadi propodosoma, metapodosoma, dan opisthosoma; gabungan antara propodosoma dan metapodosoma disebut podosoma dan gabungan antara metapodosoma dan episthosoma disebut hysterosoma. Gnathosoma dan dan bagian depan dari propodosoma dari bagian depan kaki depan ke arah gnathosoma membentuk kepala (capitulum).
Skema bagian-bagian tubuh tungau
Bagian-bagian tubuh tungau

Gnathosoma terdiri atas hypostome (maxilla), chelicerae, dan pedipalps (palps atau palpi). Hypostome merupakan rahang atas, chelicerae merupakan alat mulut khas yang terdiri atas tipe pisau, tipe gunting, dan tipe berbilah tiga serta berfungsi juga sebagai organ sensor, dan pedipalps merupakan organ menyerupai kaki. Tungau tidak mempunyai antena, melainkan organ menyerupai rambut yang disebut setae yang terdapat pada seluruh permukaan badan. Tungau dapat mempunyai atau tidak mempunyai mata, dan bila mempunyai, berjumlah 1-5. Idiosoma merupakan bagian badan lebih besar yang terdaoat di bagian belakang gnathosoma, di mana terdapat kaki, organ reproduksi luar dan anus, serta sejumlah organ sensor gerakan dan berbagai sensor lainnya. Idiosoma dapat dipilah menjadi perisai dorsal (punggung), sternal (dada), genital (alat kelamin), dan anal (anus). Pada tepi perisai bawah (sternal) pada bagian atas pangkal kaki-kaki terdapat organ peritreme yang mengelilingi sprakel (spiracle).

Lokasi peritreme


Jumlah kaki tungau dewasa 4 pasang, tetapi ada yang mempunyai jumlah kaki kurang dari 4 pasang, sedangkan jumlah kaki tungau fase pralarva dan larva 3 pasang. Dari arah terdekat ke arah menjauh dari idiosoma, kaki terdiri atas bagian koksa (coxa), trokanter (trochanter), paha (femur), lutu (gnu), betis (tibia), tiga ruas tarsi, dan kuku (claw).

Organ eksternal tungau, kiri: pandangan dari arah punggung (dorsal) dan kanan: pandangan dari arah perut (ventral)

Alat mulut tungau beradaptasi sebagai alat mulut pengigit, penyengat, penggergaji, atau penghisap. Makanan cair dari rongga mulut mengalir melalui kerongkongan dan esofagus menuju ke saluran pencernaan bagian tengah (ventriculus), tempat zat-zat makanan diserap. Di bagian depan saluran pencernaan bagian tengah terdapar usus tempat penyimpanan makanan cadangan (gastric ceca). Ekskresi dilakukan oleh tabung malpighi yang terhubung dengan usus halus untuk pembuangan bersama dengan sisa makanan padat melalui anus. Zat makanan diserap ke dalam hemolimf yang beredar secara terbuka di dalam rongga tubuh. Pernapasan berlangsung dengan mengambil oksigen dan melepaskan karbondioksida melalui sepasang spirakel yangdikelilingi peritreme dan terletak pada bagian atas pangkal sepasang kaki, melalui stigmata (lubang halus pada permukaan badan), dan bahkan melalui permukaan badan.

Struktur organ pencernaan dan ekskresi tungau
Tungau mempunyai sistem saraf sentral yang berkembang sempurna, berpusat pada otak yang terletak di bawah esofagus. Ssietm saraf sentral tersebut dihubungkan dengan rambut jarang (setae) yang tersebar di permukaan tubuh. Setae bahkan mempunyai peranan lebih penting pada tungau yang tidak memiliki mata.

Organ reproduksi jantan terdiri atas sebuah gonopore pada ujung alat ejakulasi, sebuah vas deferens, dan testis. Organ reporiduksi beryina terdiri atas ovarium, vagina, dan glandula vaginal. Tungau berkembang biak dengan bertelur. Telur menetas menjadi larva yang kemudian menjadi nimfa sebelum menjadi tungau dewasa. Fase larva dapat didahului oleh subfase pralarva. Fase nimfa terdiri atas subfase protonimfa, deuteronimfa, dan tritonimfa, namun subfase sangat bervariasi. Nimfa mempunyai maksimum 3 pasang kaki atau tidak berkaki. Kaki atau pasang kaki keempat pada nimfa berkaki berkembang seiring dengan perkembangan subfase nimfa.

Klasifikasi filogenetik tungau masih diperdebatkan. Satu di antara sejumlah sistem yang diajukan menggolongkan tungau ke dalam enam ordo dalam dua superordo, yaitu Parasitiformes dan Acariformes. Superordo Parasitiformes terdiri atas ordo Opilioacarida, Holothyrida, Ixodida, dan Mesostigmata, sedangkan superordo Acariformes terdiri atas ordo Trombidiformes dan Sarcoptiformes. Kedua superordo tungau tersebut merupakan bagian dari subkelas Acari dari kelas Arachnida dan subfilum Celicherata dari filum Arthropoda. Tree of Life web project membagi tungau ke dalam tiga superordo: Acariformer, Opilioacariformes, dan Parasitiformes.

Perbedaan antara Acariformes dan Parasitiformes

Sebagian besar tungau memperoleh makanan dengan menghisap darah binatang (termasuk juga darah manusia). Tungai penghisap darah tersebut termasuk dalam superordo Parasitiformes, sedangkan tungau yang tergolong sebagai OPT termasuk dalam superordo Acariformes yang menurut Tree of Life web project terdiri atas ordo sebagai berikut:


Silahkan klik tautan pada situs Tree of Life web Projet untuk menelusuri pembagian ordo menjadi famili.
Mengingat ukurannya yang kecil maka identifikasi tungau memerlukan peralatan laboratorium yang memadai, terutama mikroskop dengan kemampuan perbesaran yang memadai. Sebagaimana dengan identifikasi serangga dan organisme pada umumnya, identifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan kunci dikotomis atau kunci matriks. Untuk mempelajari penggunaan kunci dikotomis, tersedia kunci dari Lucid Key Server untuk membedakan tungau dari bukan tungau, mengidentifikasi taksa utama tungau, dan mengidentifikasi tungau tumbuhan. Kunci dikotomis gabungan untuk mengidentifikasi tungau invasif dapat diperoleh dari Lucidcentral. Kunci dikotomis untuk membedakan tungau dari artropoda berukuran kecil lainnya juga disediakan oleh University British Columbia. Untuk mempelajari penggunaan kunci matriks, tersedia kunci matriks dari Discover Live untuk mengidentifikasi kelompok takson utama tungau.

Kemampuan melakukan identifikasi diperlukan antara lain untuk menentukan spesies tungau yang merupakan OPT. Tungau OPT termasuk dalam ordo Trombidiformes, khususnya dalam subordo Prostigmata, dari dua subordo yang ada (ordo lainnya adalah Sphaerolichida). Subordo Prostigmata selanjutnya dibagi menjadi 4 supercohort, masing-masing dibagi menjadi sejumlah seksi. Setiap seksi dibagi menjadi sejumlah superfamili dan setiap superfamili menjadi sejumlah famili. Tungau OPT terpenting adalah tungau puru (gall mites, famili Eriophyidae) dan lebih khusus tungau laba-laba (spider mites, famili Tetranichidae, superfamili Tetranichoidea). Tungau laba-laba yang merupakan OPT penting tergolong dalam subfamili Tetranychinae yang dikelompokkan ke dalam tiga puak (tribes):

  • Tenuipalpoidini, terdiri atas genera yang dapat berstatus sebagai OPT: Eonychus, Swarnanychus, Crotonella, Tenuipalpoides, dan Tenuipalponychus. 
  • Eurytetranychini, terdiri atas genera yang tergolong sebagai OPT penting: Eutetranychus, Aponychus, Atetranychus, Synonychus, Eurytetranychus, Eurytetranychoides, Meyernychus, Paraponychus, Stylophoronychus (=Sinotetranychus), Anatetranychus, dan Duplanychus 
  • Tetranychini, terdiri atas genera yang dapat berstatus sebagai OPT penting: Brevinychus, Sonotetranychus, Mixonychus, Evertella, Yunonychus, Yesonychus, Tribolonychus, Neotetranychus, Acanthonychus, Platytetranychus, Palmanychus, Atrichoproctus, Xinella, Hellenychus, Diplonychus, Oligonychus, Tetranychus, Amphitetranychus, Panonychus, Allonychus, Schizotetranychus, dan Eotetranychus 

Berikut adalah ordo tungau laba-laba yang merupakan OPT penting di berbagai belahan dunia: Allonichus,
Amphitetranychus, Aponychus, Eotetranychus, Eutetranychus, Oligonychus, Panonichus, dan Tetranichus.

Saksikan video tungau laba-laba dengan mikroskop:


Tautan Luar


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk mengomentari tayangan ini, silahkan tulis dan poskan di bawah ini ...

Daftar Istilah

A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y,
Z, daftar istilah entomologi dari EartLife