Halaman Aktif

Selamat Datang

Belajar Perlindungan Tanaman adalah blog baru yang sedang dibuat untuk mendukung mahasiswa Faperta Undana mempelajari mata kuliah Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Pada saat ini blog belum selesai dikerjakan sehingga hanya menyedaiakan fitur layanan secara terbatas. Silahkan kunjungi blog lama untuk memperoleh informasi mengenai fitur layanan yang akan diberikan melalui blog baru ini. Bila Anda adalah mahasiswa peserta mata kuliah Dasar-dasar Perlindungan Tanaman semester genap Tahun Ajaran 2018/2019, Anda wajib membaca materi sebelum mengikuti kuliah dan menyampaikan komentar dan/atau pertanyaan singkat di dalam kotak komentar di bawah setiap tulisan. Baca tanggal tenggat penyampaian komentar di bagian bawah setiap materi kuliah.

Pemberitahuan

Diberitahukan bahwa pada Jumat, 8 Maret 2019, dosen Ir. I Wayan Mudita, M.Sc., Ph.D. tidak dapat hadir memberikan kuliah tatap muka karena bertugas ke luar kota. Kuliah dengan materi 2.3. Berbagai Jenis OPT Golongan Gulma, Tumbuhan Parasitik, dan Tumbuhan Invasif akan diberikan oleh dosen Ibu Ethin Namas, SP, MSi. Mahasiswa diminta mengikuti perkuliahan dan menyampaikan komentar dan/atau pertanyaan mengenai materi kuliah selambat-lambatnya pada Jumat, 15 Maret 2019. Mahasiswa yang tidak menyampaikan komentar dan/atau pertanyaan melewakti batas waktu tersebut tidak akan memperoleh nilai softskill.

Sabtu, 08 September 2012

What's in a name? Tapi Anda mempunyai nama, kita pun meberikan nama kepada organisme pengganggu tumbuhan

Print Friendly and PDF
Sumber: Mama Kautz
Suatu kali, sahabat saya yang sedang melakukan penelitian S3 dalam bidang ilmu gulma, bertanya kepada saya, gulma babi itu rupanya seperti apa? Dia bercerita, bahwa dia membaca referensi terjemahan yang menyebut nama gulma babi. Saya pun kemudian menjadi maklum, sama maklumnya ketika mendengar penerjemah pidato sambutan Wakil Gubernur NTT pada suatu lokakarya mengenai pengelolaan dampak penambangan mangan, menerjemahkan 'batu mangan' menjadi 'mangan stone'. Setelah saya sampaikan bahwa mungkin yang dimaksud dengan gulma babi adalah 'pig weed' yang nama dalam bahasa Indonesianya sebenarnya adalah bayam liar, dia pun menyumpah-nyumpah. Apa mau dikata, tapi saya kira dia bukan sendirian. Berapa banyak doktor dan profesor di negeri ini yang benar-benar fasih bahasa Inggris, termasuk fasih dalam persoalan nama? Yang lainnya mungkin mencoba mengikuti apa yang diucapkan Juliet Capulet, "What's in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet", kepada kekasihnya, Romeo Montague, dalam drama "Romeo and Juliet" karya Shakespeare, sastrawan Inggris yang tersohor itu.


Memang benar, kita sebut apapun kalau memang mawar maka tetap akan menyebarkan wangi mawar. Tapi bagaimana kalau dalam tulisan kemudian kita sebut mawar dengan nama lain, sebagaimana halnya pig weed disebut gulma babi? Dunia akademik pada dasarnya adalah dunia tulisan, sebab hanya tulisan yang bisa mendokumentasikan hasil penelitian menjadi bangunan ilmu pengetahuan. Dalam tulisan, nama digunakan untuk mewakili benda yang tidak hadir di hadapan pembaca. Kata mawar digunakan untuk mewakili suatu jenis tumbuhan yang berada nun entah di mana, dalam tulisan yang tidak lagi memencarkan wangi mawar. Karena itu, nama menjadi penting sebab kalau tidak maka antara penulis dan pembaca akan timbul perbedaan pengertian. Tapi nama akan berbeda dalam berbagai bahasa di dunia ini. Dalam bahasa Inggris bernama rose, dalam bahasa Indonesia mawar. Dalam bahasa Inggris bernama pig weed, dalam bahasa Indonesia bayam liar. Karena itu maka dalam menamai mahluk hidup diperlukan satu bahasa: berilmu satu, biologi; berbangsa satu, mahluk hidup; menjunjung bahasa persatuan Bahasa Latin (setidak-tidanya untuk nama).

Tapi, mengapa harus bahasa Latin? Mengapa tidak bahasa Indonesia saja? Dahulu, bahasa Latin adalah bahasa yang digunakan oleh oleh kalangan orang-orang terhormat di Eropa. Dan ilmu pengetahuan, berkembang pada masa itu sehingga mau tidak mau, bahasa Latin menjadi bahasa kalangan ilmuwan. Sekarang, ilmuwan tidak lagi menggunakan bahasa Latin, tetapi penggunaan bahasa Latin sebagai nama mahluk hidup tetap dipertahankan. Alasannya, bahasa Latin merupakan induk dari bahasa-bahasa Eropa dan ilmu pengetahuan pada dasarnya adalah bagian dari kebudayaan Eropa (dan kini kebudayaan Barat pada umumnya). Sekarang, bahasa Latin merupakan bahasa yang tidak lagi digunakan sebagai bahasa sehari-hari oleh bangsa mana pun, sehingga dengan demikian tidak mengalami perubahan. Dengan begitu, penggunaan bahasa Latin terkesan tidak memihak, meskipun siapapun tahu hal ini tetap berpihak kepada bangsa-bangsa Eropa yang bahasanya berinduk pada bahasa Lain. Bukankah ilmu pengetahuan harus netral supaya bisa obyektif?

Maka setiap mahluk hidup mempunyai nama dalam bahasa Latin atau kata-kata dari bahasa lain yang dilatinkan. Ingat nama Latin salak? Salaca zalaka, bukan mirip, tetapi memang dilatinkan dari kata salak. Demikian juga dengan Durio zibethinus, kata Durio dilatinkan dari kata durian. Dalam bahasa Latin, nama jenis (spesies) mahluk hidup terdiri atas dua bagian, bagian pertama adalah nama genus dan bagian kedua adalah nama penciri spesies. Kedua bagian nama ini merupakan nama spesies, seperti nama seseorang yang menggunakan nama marga, nama orang yang bersangkutan adalah nama dirinya ditambah dengan nama marganya. Hanya saja, nama mahluk hidup menggunakan susunan terbalik, nama Latin ditulis lebih dahulu dan kemudian diikuti dengan nama nama penciri jenis. Nama yang terdiri atas dua kata ini disebut nama binomial (nama dua bagian) dan merupakan nama ilmiah setiap spesies mahluk hidup yang telah dikenal. Dalam penulisannya, nama genus harus selalu diawali dengan huruf kapital, nama penciri spesies diawali dengan huruf kecil, keduanya ditulis miring.

Nama ilmiah (atau nama Latin) biasanya ditulis dengan diikuti oleh singkatan, misalnya L. yang merupakan singkatan dari nama marga Carolus Linnaeus. Dalam hal ini, Linaeus adalah orang yang memberikan nama ilmiah tersebut, misalnya dalam hal nama ilmiah padi Oryza sativa L. maka L. menunjukkan bahwa nama ilmiah tersebut diberikan oleh Carolus Linnaeus. Seringkali satu spesies mahluk hidup mempunyai lebih dari satu nama ilmiah, tetapi dalam hal ini hanya satu nama yang merupakan nama ilmiah sahih (valid). Gulma kirinyu mempunyai nama ilmiah valid Chromolaena odorata (L.) R.M.King & H.Rob. dengan sinonim: Eupatorium odoratum L., Eupatorium conyzoides Vahl, Eupatorium brachiatum Sw. ex Wikstr., Eupatorium atriplicifolium Vahl, dan Osmia odorata (L.) Schultz-Bip. Mula-mula Linnaeus memberi nama gulma ini Eupatorium odoratum, tetapi kemudian King dan Robinson menggantinya dengan nama Chromolaena odorata. Karena King dan Robinson mempertahankan nama penciri jenis odoratum (dan menyesuaikannya dengan nama genus jamak Chromolaena, menjadi odorata) maka singkatan nama Linnaeus tetap dipertahankan dalam nama baru tersebut dan ditulis dalam kurung (karena merupakan penciri spesies).

Pada akhirnya, nama ilmiah dalam bahasa Latin  juga mengalami perubahan. Bukan hanya itu, mahluk hidup golongan tertentu bahkan mempunyai lebih dari satu nama. Misalnya, jamur nama Lasiodiplodia theobromae (Pat.) Griff. & Maubl. merupakan nama valid untuk jamur penyebab penyakit busuk diplodia pada jeruk. Nama ini mempunyai sinonim (nama alias) Botryodiplodia theobromae Pat., kedua nama ini digunakan sebagai nama ketika jamur berbiak hanya secara aseksual dengan menghasilkan konidia. Ketika jamur yang sama berbiak secara seksual, nama jamur tersebut adalah Botryosphaeria rhodina (Berk. & Curt.) v. Arx. Fase jamur yang belum diketahui dapat berkembangbiak secara seksual disebut anamorf (anamorph), yang sudah diketahui berkembang biak secara seksual disebut teleomorf (teleomorph). Dengan demikian Lasidiobasidium theobromae (Pat.) Griff. & Maubl. adalah nama anamorf, sedangkan Botryosphaeria rhodina (Berk. & Curt.) v. Arx. adalah nama teleomorf. Jamur dengan nama anamorf Botryosphaeria rhodina (Berk. & Curt.) v. Arx. juga dikenal dengan nama lain (sinonim) Physalospora rhodina Berk. & M.A. Curtis. Perhatikan bagaimana pencantuman nama pemberi nama (author) dalam nama-nama ilmiah jamur ini.

Seringkali dijumpai penulisan nama ilmiah tanpa disertai dengan nama pemberi nama, apakah memang dibenarkan? Untuk tulisan yang tidak terlalu teknis, hal ini dapat saja dilakukan, tetapi untuk tulisan teknis seperti halnya skripsi, tesis, dan disertasi dalam bidang biologi atau ilmu lain yang berkaitan, penulisan nama ilmiah sebaiknya disertai dengan nama pemberi nama, setidak-tidaknya untuk penyebutan pertama kali. Hal ini perlu dilakukan mengingat nama yang sama dapat saja diberikan oleh orang lain tetapi terhadap jenis yang sama dengan ciri-ciri tertentu. Namun bila menggunakan nama ilmiah, lakukanlah dengan hati-hati. Gunakan nama ilmiah terhadap individu spesies, bukan terhadap produk. Yang mempunyai nama ilmiah Oryza sativa adalah padi sebagai mahluk hidup sehingga kurang tepat menyertakan nama tersebut setelah nama jerami padi, beras, nasi, apalagi bubur. Di program studi Agribisnis sering ditemukan penggunaan nama ilmiah secara sembarangan, misalnya saja 'pemasaran kacang hijau (Vigna radiata)'. Nama ilmiah kacang hijau memang Vigna radiata, tetapi kacang hijau dalam frasa 'pemasaran kacang hijau' bukan merujuk sebagai mahluk hidup, melainkan sebagai keterangan terhadap kata 'pemasaran'. Jangan-jangan nanti mereka juga memberi nama ilmiah Musa balbisiana terhadap pisang goreng dan di Minat Perlindungan Tanaman digunakan nama ilmiah Locusta migratoria terhadap istilah 'pengendalian belalang kembara': 'pengendalian belalang kembara (Locusta migratoria)'.

Kalau sudah begini, saya tidak tahu lagi harus mengatakan apa. Maunya menggunakan nama ilmiah supaya tulisan menjadi ilmiah, yang terjadi justeru sebaliknya. Jangan-jangan nanti akan ada guru besar menulis orasi ilmiah mengenai pengendalian penggerek buah kakao dan pada judul orasi ilmiahnya menulis: 'Pengendalian penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella) ...". Kita tunggu saja, mudah-mudahan Anda pernah menonton drama Remeo and Juliet, atau setidak-tidaknya pernah membaca naskahnya. Atau, sesekali cobalah membaca novel 'Bumi Manusia' karya Pramudya Ananta Toer, supaya bisa menikmati liku-likunya kehidupan ...


22 komentar:

  1. Suhu, menurut analisis saya (meniru gaya Butet Kartarejasa dalam acara Sentilan Sentilun di Metro TV), rupanya kita telah terjerembab sangat dalam dan menjadi penganut fanatis dari statement: "apalah arti sebuah nama", sehingga tidak lagi penting untuk memperhatikan kaidah penulisan dan penerjemahan, pokoknya berani tampil beda dgn menggunakan nama atau istilah ilmiah yang......SALAH.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin benar begitu, tapi menurut perkiraan saya, itu juga bisa terjadi karena dalam masyarakat yang mendewakan gelar akademik, gelar sudah menghentikan kita untuk belajar. Kalau sudah menjadi doktor maka berakhir sudah yang namanya masih merasa perlu untuk belajar, apalagi kalau sudah menjadi guru besar. Itu sebabnya, macan dari lereng gunung urung kuliah sebab kalau sudah mendapat gelar, dia nanti akan menjadi mudah dibodohi oleh manusia (baca di blog gurukecil).

      Hapus
    2. Pemberian nama pada OPT sangat penting hal ini agar kita dapat melalakukan klasifikasi jenis – jenis OPT dan tidakan pengendalian Hama terpadu. Penggunaan Nama Ilmiah sangat penting dalam memberikan atau menyampaikan dari maksud salah satu contohnya pada suatu judul buku dimana nama ilmiah di berikan terhadap individu spesies bukan produk. Penggunan Nama ilimah juga membantu dalam menyamakan maksud dari berbagai nama – nama OPT dengan berbagai bahasa, sehingga tindakan atau perlalkuan terhadap OPT tersebut dapat di Terapkan tepat sasaran. Nama – nama ilmiah dari OPT juga penting terhadap penerapan ilmu pengetahuan di lapangan karena di dalam Nama ilmiah tersebut terdapat penciri dari OPT tersebut.

      Hapus
  2. 4. Setiap organisme memiliki nama, begitu juga dengan organisme pengganggu tanaman juga memiliki namanya masing-masing. Nama-nama dari organisme pengganggu tanaman menggunakan bahasa latin. Dalam bahasa latin, nama jenis mahluk hidup terdiri ari dua bagian, bagian pertama adalah nama genus dan nama kedua adalah nama penciri spesies. Nama latin ditis terlebih dahulu kemudian diikuti dengan nama penciri jenis. Nama yag terdiri aas dua kata ini disebut nama binomial (nama dua bagian) dan merupakan nama ilmiah setiap spesies mahlik hidup yang telah dikenal. Dalam penlisannya, nama genus harus selalu diawali dengan huruf kapital, nama penciri spesies diawali dengan huruf kecil, keduanya ditulis miring.

    BalasHapus
  3. Dalam melakukan pemberian nama pada organisme harus secara hati-hati dalam pemberian nama tersebut harus memperhatikan system penamaan yang sudah dipakai oleh para ilmuwan. Untuk memberi nama pada suatu organisme di gunakan system penamaan binomial nomeklatur dalam bahasa Latin, nama jenis (spesies) mahluk hidup terdiri atas dua bagian, bagian pertama adalah nama genus dan bagian kedua adalah nama penciri spesies. Kedua bagian nama ini merupakan nama spesies, seperti nama seseorang yang menggunakan nama marga, nama orang yang bersangkutan adalah nama dirinya ditambah dengan nama marganya. Hanya saja, nama mahluk hidup menggunakan susunan terbalik, nama Latin ditulis lebih dahulu dan kemudian diikuti dengan nama nama penciri jenis. Nama yang terdiri atas dua kata ini disebut nama binomial (nama dua bagian) dan merupakan nama ilmiah setiap spesies mahluk hidup yang telah dikenal. Dalam penulisannya, nama genus harus selalu diawali dengan huruf kapital, nama penciri spesies diawali dengan huruf kecil, keduanya ditulis miring.

    BalasHapus
  4. 4. ” what is in a name”?. Suatu makhluk hidup agar dapat lebih mudah dikenal harus memiliki sebuah nama, seperti halnya dengan manusia, tetapi sebenarnya nilai apa yang terkandung dari nama itu sendiri? Bahasa latin adalah induk dari bahasa-bahasa yang ada di eropa. Pada tumbuhan pun diberi nama dalam bahasa latin agar semua bangsa didunia pun mempunyai satu nama bagi tumbuhan itu sendiri, dengan begitu agar dapat lebih mudah dalam mengnalnya. Tetapi kita juga secara khusus memberi nama sendiri pada suatu tumbuhan. Pada nama tumbuhan seperti penjelasan Bapak bahwa kata Salaca zalaka dan Durio zibethinus yang terdiri dari dua nama yaitu nama yang pertama menunjukan genus dan nama yang kedua menunjukan nama penciri spesies adalah bukan mirip tetapi dilatinkan dari kata salak dan durian, apakah bahasa latin dari salak dan durian sebenarnya tidak ada shinggah dari dua nama tersebut dilatinkan?

    BalasHapus
  5. Salak dan durian adalah tumbuhan asli Indonesia sehingga tidak ada bahasa Latin-nya. Kita pun meminjam kata-kata asing untuk menamakan jenis-jenis mahluk hidup yang tidak asli Indonesia, misalnya apel dari apple. Dan bahkan, kini para pejabat kita lebih suka menggunakan kata-kata asing daripada kata-kata Bahasa Indonesia, bukan?

    BalasHapus
  6. 4. Dalam penamaan makhluk hidup sebaiknya menggunakan satu bahasa : berilmu satu,biologi; berbangsa satu, makhluk hidup; menjunjung bahasa persatuan Bahasa Latin. Karena bahasa latin merupakan induk dari bahasa-bahasa Eropa dan ilmu pengetahuan pada dasarnya adalah bagian dari kebudayaan Eropa.. Dalam bahasa latin nama jenis makhluk hidup terdiri atas dua bagian, bagian pertama nama genus dan bagian kedua adalah nama penciri spesies. Nama yang terdiri atas dua kata ini disebut nama binomial dan merupakan nama ilmiah setiap spesies makhluk hidup yang tidak dikenal. Dan yang harus kita ketahui bahwa dalam penulisan nama ilmiah, nama genus selalu diawali dengan huruf capital, nama penciri spesies diawali dengan huruf kecil, keduanya ditulis miring. Dan yang sering kita lihat bahwa Nama ilmiah biasanya ditulis dengan diikuti oleh singkatan, misalnya L. dimana” L” ini merupakan nama orang yang memberikan nama ilmiah pada spesies tersebut.

    BalasHapus
  7. 4. Tanpa nama kita tidak akan tahu siapa kita.nama juga digunakan untuk mewakili benda yang tidak hadir dihadapan kita begitu pula dengan tumbuhan maka setiap tumbuhan mempunyai nama dalam bahasa latin atau kata kata dari bahasa lain yang di latinkan.nama ilmiah biasa ditulis dengan diikuti dengan singkatan dari nama marga orang yang memberi nama ilmiah tersebut.singkatan nama tersebut tetap dipertahankan dalam nama baru dan ditulis dalam kurung(karena merupakan penciri spesies)nama ilmiah dalam bahasa latin juga mengalami perubahan,bukan hanya itu makluk hidup golongan tertentu bahkan mempunyai lebih dari satu nama.Nama menjadi penting,sebab kalau tidak maka antara penulis dan pembaca akan timbul perbedaan pengertian.

    BalasHapus
  8. Dalam tulisan nama digunakan untuk mewakili benda yang tidak hadir dihadapan pembaca, karena itu nama menjadi penting sebab kalau tidak maka antar penulis dan pembaca akan timbul perbedaan pengertian. Dalam penaamaan sesuatu sering terjadi kesalahpahaman contohnya gulma baik dalam bahasa inggris padahal dalam bahasa indonesianya bayam liar karena itu maka dalam menamai makhluk hidup diperlukan satu bahasa ; berilmu satu, biologi; berbangsa satu, makhluk hidup; menjunjung bahasa, persatuan bahasa latin (setidak-tidaknya untuk nama). Bila ingin menggunakan nama ilmiah gunakanlah dengan hati-hati karena sudah banyak sekali terjadi penggunaan atau penyertaan nama ilmiah yang salah misalnya pemasaran kacang hijau (vigna radiata) nama ilmiah kacang hijau memang vigna radiata tetapi kacang hijau dalam frasa pemasaran kacang hijau, bukan merujuk sebagai makhluk hidup melainkan keterangan terhadap kata pemasaran. Dalam hal ini sebenarnya yang perlu ditekankan pada kata diatas adalah pemasaran karena yang perlu dijelaskan bagaimana pemasaran kacang hijau bukan kehidupan kacang hijau tersebut.

    BalasHapus
  9. . Dunia akademik pada dasarnya adalah dunia tulisan, sebab hanya tulisan yang bisa mendokumentasikan hasil penelitian menjadi bangunan ilmu pengetahuan. Dalam tulisan, nama digunakan untuk mewakili benda yang tidak hadir di hadapan pembaca. Nama menjadi penting jika tidak maka antara penulis dan pembaca akan timbul perbedaan pengertian. Dalam menamai mahluk hidup diperlukan satu bahasa: berilmu satu, biologi; berbangsa satu, mahluk hidup; menjunjung bahasa persatuan Bahasa Latin (setidak-tidanya untuk nama). Dalam bahasa Latin, nama jenis (spesies) mahluk hidup terdiri atas dua bagian yaitu: nama genus dan nama penciri spesies. Nama mahluk hidup menggunakan susunan terbalik, nama Latin ditulis lebih dahulu dan kemudian diikuti dengan nama penciri jenis. Nama yang terdiri atas dua kata ini disebut nama binomial (nama dua bagian) dan merupakan nama ilmiah setiap spesies mahluk hidup yang telah dikenal. Dalam penulisannya, nama genus harus selalu diawali dengan huruf kapital, nama penciri spesies diawali dengan huruf kecil, keduanya ditulis miring

    BalasHapus
  10. what’s in a name?Tapi anda mempunyai nama,kita pun memberikan nama kepada organisme pengganggu tumbuhan.Dalam tulisan,nama digunakan untuk mewakili benda yang tidak hadir dihadapan pembaca. Seringkali dijumpai penulisan nama ilmiah tanpa disertai dengan nama pemberi nama,apakah memang dibenarkan?.Untuk tulisan yang tidak terlalu teknis,hal ini dapat saja dilakukan,tetapi untuk tulisan teknis seperti halnya skripsi,tesis,dan disertai dalam bidang biologi atau ilmu lain yang berkaitan.Hal ini perlu dilakukan mengingat nama yang sama dapat saja diberikan oleh tetapi terhadap jenis yang sama dengan ciri-ciri tertentu.mahluk hidup golongan tertentu bahkan mempunyai lebih dari satu nama.Nama ilmiah biasanya ditulis dengan diikuti oleh singkatan,misalnya L.yang merupakan singkatan dari nama marga Carolus Linnaeus.

    BalasHapus
  11. Dalam pemberian nama harus sesuai dengan sistim taksonomi yang telah di sepakati oleh ilmuhwan sains, yaitu dengan menggunakan bahasa latin dimana itu merupakan yang dulunya digunakan oleh ilmuhwan dan karena pada zaman modern ini tidak digunakan lagi maka bahasa latin ditetapkan sebagai bahasa biologi/sains dalam pemberian nama terhadap suatu organisme, pemberian nama latin kepada Genus makluk hidup nama spesies suatu makluk hidup terdiri dari dua bagian yaitu;Genus dan Nama pencirinya atau spesies gabungan dari dua nama ini menunjukan nama spesies organisme tersebut. Penulisan nama ilmiah juga mempunyai aturan yaitu dengan menggunakan huruf miring atau di garis bawah huruf pertama yang menunjukan genus di tulis dengan menggunakan huruf kapital dan huruf selanjutnya adalah huruf kecil.Pada akhir dari nama spesies kadang terdapat singkatan yang sebenarnya itu menunjukan nama dari penemunya. kita harus melakukan dengan peraturan yang telah di tetapkan agar memudahkan kita dalam menerapkan dan mempelajarinya sesuai dengan bidang kita masing-masing.

    BalasHapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  13. What ‘s in a name? Tapi anda mempunyai nama, kita pun memberikan nama kepada Organisme Pengganggu Tumbuhan.........
    Dalam membirikan nama pada organisme pengganggu tanaman, maka perlu di perhatikan cara pemberian nama yang baik dan benar terhadap OPT tersesbut. Peraturan dalam pemberian nama kepada organisme harus sesui dengan sistem taksonomi yang telah di sepakati oleh ilmuwan-ilmuwan sains, yaitu dengan menggunakan bahasa latin di mana bahasa latin merupakan bahasa yang dulunya di gunakan oleh ilmuwan dan karna pada jaman yang modern ini suda tdk digunakan lagi maka bahasa latin di tetapkan sebagai bahasa biologi/ sain dalam pemberian nama kepada suatu organism/ makluk hidup. Dalam pemberian nama latin kepada makluk hidup maka nama spesies suatu makluk hidup terdiri dari dua bagian, bagian pertama adalah nama genus dan bagian kedua adalah nama penciri spesies dan gabungan dari kedua nama ini menunjukan nama spesies organisme tersebut. Penulisan nama ilmia juga mempunyai aturan yaitu di tulis dengan menggunalan huruf miring atau dengan di garis bawahi, huruf pertama yang menunjukan genus di tulis dengan menggunakan huruf capital dan huruf selanjutnya di tulis dengan menggunakan huruf kecil, di akhir dari nama spesies kadang kadang terdapat singkatan, sebenarnya singkatan itu menunjukan nam orang yang pertanakali menamai organism itu. Seperti padi Oryza sativa L., maka L merupakan singkatan dari nama orang yang memberikan nama organism tersebut yaitu karolus Linnaeus.

    BalasHapus
  14. Agar suatu jenis makluk hidup, muda di kenal untuk seluruh dunia maka makluk hidup tersebut harus mempunyai nama,oleh karena Bahasa latin adalah bahasa pemersatu bangsa yang ada di kawasan eropa sehingga dari dulu sampai Saat ini Sering kita jumpai cara pemberian nama pada makluk hidup menggunakan system penamaan yang dikenal dengan system binomial nomenklatur atau disebut juga(system tata nama ganda) adalah bahasa asing yang dilatinkan,antara lain:setiap jenis terdiri atas dua suku kata.kata pertama menunjukan Genus sedangkan suku kata yang kedua menunjukan spesies,huruf pertama ditulis dengan huruf kapital kemudian nama jenis makluk hidup di cetak miring atau bisa digaris bawahi dan nama varietas biasanya sebagai kata ketiga.misalnya ,Oryza sativa glutinosa,yaitu nama lain dari padi varietas ketan.yaitu Oryza menunjukan Genus,sativa menunjukan spesies,dan glutinosa adalah varietas.

    BalasHapus
  15. Pemberian nama pada OPT sangat penting hal ini agar kita dapat melalakukan klasifikasi jenis – jenis OPT dan tidakan pengendalian Hama terpadu. Penggunaan Nama Ilmiah sangat penting dalam memberikan atau menyampaikan dari maksud salah satu contohnya pada suatu judul buku dimana nama ilmiah di berikan terhadap individu spesies bukan produk. Penggunan Nama ilimah juga membantu dalam menyamakan maksud dari berbagai nama – nama OPT dengan berbagai bahasa, sehingga tindakan atau perlalkuan terhadap OPT tersebut dapat di Terapkan tepat sasaran. Nama – nama ilmiah dari OPT juga penting terhadap penerapan ilmu pengetahuan di lapangan karena di dalam Nama ilmiah tersebut terdapat penciri dari OPT tersebut.

    BalasHapus
  16. saya setuju, bahwa suatu tumbuhan namanya diubah atau di tulis menggunakan istilah lain maka akan membingungkan para pembaca bahkan menimbulkan perbedaan pengertian, sebaiknya nama ilmiah suatu makhluk hidup cukup satu nama, agar mudah dipahami para pembaca dan tidak menimbulkan perbedaan pengertian, dan penggunaan nama ilmiah secara sembarangan dapat menimbulkan pengertian yang berbeda pula, oleh karena itu penggunaan nama ilmiah sebaiknya sesuai dengan peraturan yang berlaku, Karena tulisan diatas menjelaskan bahwa orang berpendidikan pun menggunakan nama ilmiah secara sembarangan,oleh karena itu buatlah dalam satu bentuk buku tentang nama ilmiah, aturan-aturan penggunakan nama ilmiah, agar dapat mencegah penggunaan nama ilmiah secara sembarangan.

    BalasHapus
  17. Menurut saya, nama memanglah sangat penting bagi manusia. Karena dengan
    adanya nama, maka orang akan lebih mengetahui siapa diri kita. Begitu juga
    dengan nama yanga ada pada organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Seringkali kita
    salah dalam memberikan nama yang sesuai pada jenis OPT yang sedang atau akan
    menyerang tanaman kita. Karena begitu banyak nama latin yang ada, maka kita
    harus mengetahui dulu OPT yang menyerang tanaman kita ini, dia masuk dalam
    jenis atau spesies organisme yang mana . karena dengan begitu akan memudahkan
    kita untuk mengetahui nama ilmiah dari OPT tersebut

    BalasHapus
  18. Mantaps Broo Info nya.
    Gue demen bgt. Sukses ya Broo . . .

    BalasHapus
  19. Maaf gan sebelumnya, bisa di paparkan referens tentang penyimpulan nama ilmiah yang falid dari tumbuhan choromolaena odorata atau eupotarium eduratum, trimakasih mhon dubantu, untuk keperluan penelitian

    BalasHapus

Untuk mengomentari tayangan ini, silahkan tulis dan poskan di bawah ini ...

Daftar Istilah

A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y,
Z, daftar istilah entomologi dari EartLife