Sumber: USA Today |
Penyakit tumbuhan terjadi karena interaksi tiga faktor, tumbuhan inang yang rentan, patogen yang virulen, dan lingkungan yang mendukung. Karena merupakan hasil dari interaksi maka prnyakit sebenarnya merupakan suatu proses, bukan suatu organisme. Yang merupakan organisme dalam hal ini adalah tumbuhan dan patogen. Tumbuhan merupakan organisme yang 'diserang', sedangkan patogen merupakan organisme yang 'menyerang'. Penyakit terjadi bila patogen virulen, atau ganas, menyerang tumbuhan rentan, atau mudah menjadi sakit, pada kondisi lingkungan yang memungkinkan patogen untuk berkembang. Akibatnya, tumbuhan mengalami gangguan proses fisiologis sebagaimana kemudian tampak dari timbulnya gejala penyakit. Gejala penyakit terjadi karena perubahan fisiologis yang ditimbulkan oleh serangan patogen menyebabkan tumbuhan mengalami kerusakan. Gejala penyakit merupakan cara bagi tumbuhan untuk menunjukkan bahwa dirinya mengalami gangguan.
Meskipun sudah mewanti-wanti mahasiswa untuk hati-hati menggunakan istilah 'menyerang', 'diserang', atau 'serangan', istilah tersebut tetap saja digunakan secara tidak tepat. Bukan hanya untuk penyakit saja istilah tersebut tidak tepat, bahkan untuk hama dalam konteks 'serangan hama'. Dalam menyusun proposal penelitian atau skripsi, mahasiswa selalu menulis melakukan pengamatan terhadap intensitas serangan, entah itu intensitas serangan hama atau intensitas serangan penyakit. Hama, karena merupakan binatang, mungkin memang benar menyerang, tetapi intensitas serangan berarti seberapa sering menyerang sehingga satuannya seharusnya adalah kali serangan/individu hama/tanaman/hari. Lalu bagaimana mengamatinya, apakah harus duduk tidak berkedip untuk menghitung, misalnya, berapa kali Helopelthis mencucukkan sungutnya di permukaan buah kakao dalam satuan waktu tertentu, misalnya satu jam? Padahal, yang sebenarnya diamati adalah kerusakan yang terjadi karena hama menyerang tanaman sehingga pengamatan seharusnya dilakukan terhadap intensitas kerusakan tanaman.
Dalam hal penyakit tumbuhan tentu saja istilah 'intensitas serangan penyakit' merupakan istilah yang jelas-jelas menyalahi teori mengenai perkembangan penyakit. Meskipun demikian, dan sudah wanti-wanti diperingati, mahasiswa tetap saja menggunakan istilah 'penyakit menyerang', 'diserang penyakit', atau 'serangan penyakit'. Saya memang tidak mengajar matakuliah Ilmu Penyakit Tumbuhan, juga tidak mengajar Ilmu Hama Tumbuhan, tetapi saya kira dosen pengampu matakuliah ini pun mengajarkan bahwa istilah 'serang menyerang' ini perlu digunakan secara hati-hati. Lalu bagaimana bila digunakan istilah 'serangan patogen'? Bisa saja, tetapi dalam konteks 'intensitas serangan patogen' tentu menjadi tidak masuk akal juga. Bila dalam hal Helopelthis menhitung berapa kali hama tersebut mencucukkan sungutnya ke buah kakao mungkin menenentukan kerusakan buah kakao, dalam hal penyakit patogen cukup menginfeksi satu kali untuk menimbulkan penyakit. Dengan demikian maka menghitung 'intensitas serangan patogen' menjadi tidak relevan. Dalam hal penyakit yang sesungguhnya diamati adalah intensitas gejala penyakit atau secara singkat intensitas penyakit.
Penggunaan istilah 'kerusakan' sebenarnya mempunyai dasar hukum karena sesuai dengan definisi organisme pengganggu tumbuhan sebagaimana dalam UU No. 12 Tahun 1992 dan PP No. 5 Tahun 1996. Dalam UU dan PP tersebut, organisme pengganggu tumbuhan didefisikan sebagai "semua organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan". Jelas bahwa dalam definisi ini digunakan istilah merusak sehingga dengan demikian tingkat kerusakan yang ditimbulkan dapat disebut intensitas kerusakan. Tetapi begitulah, para pakar di bidang ilmu hama tumbuhan tetap saja menggunakan istilah 'intensitas serangan'. Dan saya pun hanya bisa menduga-duga, apa gerangan sebabnya istilah 'menyerang', 'diserang', dan 'serangan' ini menjadi sedemikian disukai, padahal jika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi 'attack', 'attacked', 'attack intensity', itilah yang tidak pernah dijumpai dalam literatur berbahasa Inggris. Dan dalam Ilmu Hama Tumbuhan di Indonesia, istilah 'gejala serangan' seakan-akan sudah menjadi istilah baku. Padahal istilah gejala seharusnya digunakan dalam kaitan dengan perubahan yang terjadi pada tanaman, bukan pada 'serangan'. Serangan adalah suatu proses yang didasarkan atas strategi tertentu, bila digunakan sebagai padanan dari kata bahasa Inggris 'attack', sehingga bila menunjukkan perubahan maka perubahan tersebut akan berkaitan dengan strategi yang tidak terlihat.
Istilah 'menyerang' mengandung makna 'marah', 'beringas', 'ingin membalas dendam' dan untuk 'mengalahkan lawan'. Padahal serangga hama atau jamur patogenik, atau bahkan gulma mengganggu tanaman bukan dengan maksud semacam itu, mereka melakukannya tidak lebih daripada sekedar memperoleh makanan untuk bertahan hidup. Mereka melakukannya dengan santun, bahkan dengan diam-diam, sesantun kita menikmati makan malam dalam temaram cahaya lilin (candle light dinner) atau sediam kita menikmati makanan karena tidak ingin berbagi dengan kawan. Kalau saja kita jujur, kita bahkan lebih ribut mengunyah makanan dibandingkan dengan Helopelthis mencucuk buah kakao. Tapi kita mengatakan 'hama menyerang', 'penyakit menyerang', tapi akan marah kalau dikatakan 'menyerang satu bakul makanan sampai ludes', saking kelaparan (atau memang terbiasa menghabiskan satu bakul nasi). Lalu, bagaimana kalau ada yang mengatakan 'nasi sebakul ludes' sebagai gejala serangan orang kelaparan?
Pernah mendengar istilah dalam bahasa Inggris 'running amok'? Istilah ini berasal dari bahasa Melayu 'amuk' yang berarti 'seseorang melakukan serangan membabi buta dengan berlari ke sana ke mari dan membunuh siapapun atau menghancurkan apapun yang ada di depannya'. Istilah 'runing amok' ini masuk ke dalam kosa kata bahasa Inggris setelah Kapten James Cook, dalam perjalanannya mengelilingi dunia pada 1770, menyaksikan sendiri orang Melayu mengamuk. Sejak itu, istilah ini pun digunakan untuk sebagai stereotipe bagi rumpun bangsa Melayu, termasuk sebagian dari bangsa Indonesia. Tapi kenyataan memang menunjukkan demikian. Jangankan anak-anak SMA, kelompok tertentu bahkan melakukannya untuk membela kebenaran agama yang mereka yakini paling benar. Kita mengatakan organisme pengganggu tumbuhan menyerang padahal justeru kita yang mempunyai sifat yang suka mengamuk. Adakah kemudian penggunaan istilah 'menyerang', 'diserang', dan 'serangan' ini sesunggunya mencerminkan watak di bawah sadar kita yang memang menyukai kekerasan? Atau, karena sudah menjadi pakar maka tidak merasa perlu lagi mempedulikan hal-hal kecil, sebagaimana seorang guru besar tidak perlu membedakan tumbuhan dari tanaman? Entahlah, silahkan Anda renungkan sendiri.
Terima kasih, posting ini seperti cerita yang blak-blakan....buka-bukaan atau semacam curhat, enak dan mudah dimengerti lalu dipahami.
BalasHapusTerima kasih, boleh dikatakan curhat, boleh juga blak-blakan, memang itu tujuannya mengapa blog ini dibuat.
HapusSaya sebagai mahasiswa menggunakan istilah menyerang karena jika dilihat kerusakan yang di timbulkan sangat besar hingga membuat kerugian secara ekonomis, ibarat sebuah kota yang awalnya begitu indah bisa hancur berkeping - keping karena perang yang begitu dasyat dan begitu cepat, kesannya OPT membuat tanaman rusak dan merugikan secara ekonomi, sehingga istilah menyerang begitu cocok untuk OPT tersebut. Mahasiswa mempunyai maksud yang sama namun karena penulisan dengan istilah yang keliru menyebabkan makna yang berbeda, sehingga perlu dilakukan perubahan dan pemahaman agar tidak terus di biasakan. Perlu dilakukan penekanan terhadap makna da penggunakan kata yang sesuai konteks agar tidak membuat multi tafsir.
HapusKebanyakan mahasiswa salah persepsi dalam menggunakan kata tanpa mengetahui ketepatan makna dalam suatu konteks kalimat serta singkronisasi antara apa yg menjadi Subjek dan Objeknya..Semoga dgn membaca Tulisan ini dpt memperkaya wawasan berpikir para pembaca.. Thaks
BalasHapusIstilah ‘menyerang’, ‘terserang’, atau ‘diserang’ sering kali disalahgunakan. Para mahasiswa sering menggunakan istilah-istilah tersebut sehingga terjadi salah persepsi. Padahal telah dijelaskan bahwa penyakit bukan merupakan organisme, tetapi penggunaan istilah ‘diserang’ masih saja tetap digunakan. Mahasiswa juga keliru dengan penggunaan istilah tanpa mengetahui makna daari istilah tersebut. Meski sudah diwanti-wanti dalam menggunakan istilah ‘diserang’, istilah tersebut masih digunakan baik dalam penelitian bahkan dalam skripsi. Hal ini terjadi karena sejak awal para ahli/pakar telah menggunakan istilah tersebut. Mahasiswa juga kiranya dapat memerhatikan penggunaan istilah tersebut agar tidak terjadi salah persepsi penggunaan makna. Jika sudah mendapat penjelasan tentang kata ‘diserang’, hendaklah kiranya mahasiswa atau orang banyak lebih mewaspadai penggunaan istilah ‘diserang’, ‘menyerang’,atau ‘terserang’ pada kata penyakit sebab sekali lagi ditekankan bahwa penyakit BUKAN organisme melainkan proses.
BalasHapusLagi-lagi karena masalah penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar serta pemahaman maknanya yang akan memberi pengaruh besar terhadap pemakaian istilah-istilah dalam komunikasi. Kadang kita merasa bahwa penggunaan kata yang kita gunakan ini sudah sangat tepat. Namun jika dicermati dan dikritisi, maka sebenarnya ada begitu banyak kesalahan yang dibuat dan bahkan hampir semua kata yang kita gunakan. Seperti pada bacaan diatas, menyerang, diserang, dan serangan adalah ketiga kata imbuhan yang mengandung makna yang berbeda. Menyerang berarti tindakan serang oleh seseorang, atau seekor, atau sesuatu yang lain (makhluk hidup) , diserang berarti obyek yang menjadi korban serang , dan serangan berarti proses penyerangan tersebut. Tapi bagaimana dengan istilah serangan jantung yang sangat populer dikalangan dokter bahkan masyarakat? Siapa atau apa yang menjadi subyek penyerang? Tadi dijelaskan bahwa istilah ‘penyakit menyerang’ sangat tidak tepat digunakan karena penyakit bukanlah subyek hidup yang membawa, namun penyakit adalah obyek yang dibawah oleh subyek. penggunaan istilah-istilah yang sudah sangat populer namun ternyata salah.
BalasHapus3. Penggunakan kata ‘menyerang’ sering digunakan meski dalam hal penyakit sekalipun itu dikarenakan suatu kebiasaan yang sudah sering digunakan tanpa dimengerti apa arti atau makna dari kata tersebut. Hal ini juga mungki diakibatkan karena seringnya digunakan dalam dunia kedokteran sehingga masyarakat luas juga tetap menggunakan kata tersebut. Kata menyerang sebenarnya digunakan untuk organisme hidup, seperti hewan, manusia. Sedangkan virus, yang merupakan penyebab dari suatu penyakit sebenarnya tidak hidup, hanya saja virus dapat tumbuh atau kalikan sendiri dan perlu untuk memasukan sel manusia atau hewan dan mengambil alih sel untuk membantu mereka berkembangbiak. Virus ditimbulkan oleh lingkungan, jika lingkungan memiliki kondisi yang dapat memicu perkembangan virus maka organisme akan terinfeksi virus tersebut.
BalasHapus3. Karena sebagai masyarakat umum sudah dari awal menggunakan kata menyerang jika dirinya terkena penyakit.Contohnya saja : penyakit flu menyerang ani.padahal penyakit bukan makhluk hidup.tumbuhan merupakan organisme yang diserang sedangkan patogen adalah organisme yang menyerang. Penyakit terjadi bila patogen menyerang tumbuhan rentan, atau mudah menjadi sakit, pada kondisi lingkungan yang memungkinkan patogen untuk berkembang. Akibatnya, tumbuhan mengalami gangguan proses fisiologis sebagaimana kemudian tampak dari timbulnya gejala penyakit. Gejala penyakit terjadi karena perubahan fisiologis yang ditimbulkan oleh serangan patogen menyebabkan tumbuhan mengalami kerusakan. Gejala penyakit merupakan cara bagi tumbuhan untuk menunjukkan bahwa dirinya mengalami gangguan dari penyakit organisme yang menyerang dirinya
BalasHapusDalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no. 6 tahun 1995 tentang 'perlindungan tanaman' sendiri mengatakan bahwa "serangan organisme pengganggu tumbuhan terhadap tanaman dapat menimbulkan kerugian yang dapat
BalasHapusmengganggu tingkat produksi budidaya tanaman, sehingga perlu ditempuh berbagai upaya untuk melindungi
tanaman dari serangan organisme pengganggu tumbuhan". Dari peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah saja menggunakan kata "SERANGAN",bahkan para pakar bidang ilmu hama tumbuhan juga menggunakan kata tersebut jadi tidak heran jika masyarakat awan menggunakan kata tersebut. Kata tersebut sudah sering dipergunakan sehingga untuk merubahnya agak susah , padahal menurut saya kata "terkena" lebih bagus untuk digunakan karena tidak mengandung arti yang lebih mengarah pada kekerasan atau marah.
• Mengapa istilah menyerang begitu disukai, bahkan penyakitpun dikatakan menyerang, padahal bukan makhluk hidup ?
BalasHapus Penyakit tumbuhan terjadi karena interaksi tiga faktor, tumbuhan inang yang rentan, patogen yang virulen, dan lingkungan yang mendukung. Karena merupakan hasil dari interaksi maka prnyakit sebenarnya merupakan suatu proses, bukan suatu organisme. Yang merupakan organisme dalam hal ini adalah tumbuhan dan patogen. Tumbuhan merupakan organisme yang 'diserang', sedangkan patogen merupakan organisme yang 'menyerang'. Penyakit terjadi bila patogen virulen, atau ganas, menyerang tumbuhan rentan, atau mudah menjadi sakit, pada kondisi lingkungan yang memungkinkan patogen untuk berkembang. Akibatnya, tumbuhan mengalami gangguan proses fisiologis sebagaimana kemudian tampak dari timbulnya gejala penyakit. Bila dalam hal Helopelthis menhitung berapa kali hama tersebut mencucukkan sungutnya ke buah kakao mungkin menenentukan kerusakan buah kakao, dalam hal penyakit patogen cukup menginfeksi satu kali untuk menimbulkan penyakit. Dengan demikian maka menghitung 'intensitas serangan patogen' menjadi tidak relevan. Dalam hal penyakit yang sesungguhnya diamati adalah intensitas gejala penyakit atau secara singkat intensitas penyakit.
Kata menyerang pada organisme jenis patogen saja, dan kata diserang terjadi pada tumbuhan karena patogen (virus, bakteri dan jamur ) adalah mahkluk hidup yang aktif yang dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain seperti halnya dengan manusia dan binatang sedangkan tumbuhan adalah makhluk hidup yang pasif yang tidak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain tanpa bantuan manusia ataupun bantuan alam jadi tidak ada kemungkinan tumbuhan untuk menyerang. Lalu bagaimana dengan binatang hama contohnya wereng yang hanya memakan satu rumpun padi saja, apakah wereng tersebut dikatakan menyerang? Karna menurut konteks kalimat saya di atas bahwa kata menyerang trjadi pada patogen karena patogen dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain layaknya manusia dan binatang. jujur saja saya kurang paham dengan penjelasan dari Bapak mengenai binatang hama yang menyerang ini.
BalasHapusistilah “menyerang” sendiri sudah digunakan oleh para ahli sehingga tidak dapat dipungkiri lagi kita sebagai penerus masih saja menggunakan istilah yang salah tersebut. Kebanyakan orang sering mengatakan penyakit itu menyerang tumbuhan, sedangkan Penyakit itu bukan mahluk hidup, tetapi yang menyebabkan penyakit itu adalah mahluk hidup (organisme). sehingga tidak bisa kita katakan penyakit itu dapat menyerang tumbuhan, tetapi yang menyerang adalah mahluk hidup dan menimbulkan penyakit pada tumbuhan. Contoh : salah satunya adalah penyakit jamur putih yang menyerang tanaman kakao atau coklat. jenis penyakit tersebut sudah menjadi penyakit tahunan pada tanaman coklat ini disebabkan terlambat diantisipasi, seandainya sejak awal ditangani kemungkinan kondisinya tidak terlalu parah, karena adanya penyerangan dari jamur putih sehingga menimbulkan penyakit pada buah kakao.
BalasHapus3. Istilah menyerang,diserang,atau serangan, sering disalah gunakan oleh mahasiswa,karena tidak mengerti dan kurang memahami maknanya.istilah menyerang,diserang,atau serangan ini sesungguhnya mencerminkan watak dibawah sadar kita yang memang menyukai kekerasan.istilah menyerang mengandung makna ingin membalas dendam sedangkan serangga hama atau patogenik atau bahkan gulma mengganggu tanaman bukan dengan maksud semacam ini,meraka melakukannya sekedar memperoleh makanan untuk bertahan hidup.penyakit tumbuhan terjadi karena interaksi tiga faktor,tumbuhan inang yang rentan,patogen yang virulen,dan lingkungan yang mendukung.tumbuhan merupakan organism yang diserang,sedangkan patogen merupakan organism yang menyerang.gejala penyakit terjadi karena perubahan fisiologis yang ditimbulkan oleh serangan patogen menyebabkan tumbuhan mengalami kerusakan.pada istilah gejala seharusnya digunakan dalam kaitan dengan dengan perubahan yang terjadi pada tanaman.bukan pada serangan.Serangan adalah suatu proses yang didasarkan atas strategi tertentu.
BalasHapus3. Penjelasan bapak tentang istilah menyerang sangat menarik. Akan tetapi istilah serangan dikalangan mahasiswa masih saja digunakan secara sembarangan, bahkan mungkin sudah menjadi kebiasan dalam pengucapan istilah serangan penyakit. Padahal serangan hama, jamur patogenik atau gulma bukanlah untuk merusak tanaman tetapi mereka melakukannya untuk bertahan hidup. Serangan adalah suatu proses yang didasarkan atas strategi tertentu. Dari penjelasan ini, dapat dimengerti bahwa istilah yang digunakan seperti “serangan penyakit” sebenarnya harus menggunakan “serangan patogen” karena yang menyerang adalah “patogennya” bukan “penyakitnya”. Istilah kerusakan atau merusak, dengan tingkat kerusakan yang ditimbulkan disebut intensitas kerusakan. Dengan demikian penggunakan istilah intensitas menyerang harus menggunakan istilah intensitas kerusakan.
BalasHapusIstilah “terserang,menyerang penyakit”Kalimat ini mungkin bukan hal yang baru untuk kita apalagi kita hidup di sekitar masyarkat yang kurang mengerti makna dari suatu kata.Saya pikir istilah menyerang yang digunakan dalam Penyakit untuk sementara waktu kita belum bisa mempersalahkan seseorang dalam penggunaan kata tersebut(diserang penyakit) karena kita sering jumpai kalimat yang berbunyi seperti itu dalam buku-buku,majalah,jurnal dan lain-lain bahkan ketika mengikuti kegiatan penyuluhan pertanian sering terdengar.memang penggunan kata seperti ini dalam kamus bahasa Indonesia tidak di benarkan tetapi mengapa awalnya di dalam buku-buku harus dicantum kalimat seperti itu.Materi ini mungkin pembaca dapat diperkuatkan bahwa penggunaan kata ”terserang,diserang penyaki”sebenarnya salah,atas dasar penyakit bukan suatu individu atau spesies OPT namun penyakit adalah akibat yang disebabkan oleh suatu individu dari OPT.
BalasHapus3. Memang ketiga istiah ini yaitu: menyerang,diserang dan terserang, sering kali disalah gunakan oleh mahasiswa sehingga terjadi salah pengertian atau persepsi dalam memahami arti/maknanya.Sebenarnya telah dijelaskan penyakit itu bukan organisme namun masih ada saja yang mengunakan istilah diserang penyakit padahal sudah ditekankan bahwa penyakit itu bukanlah organisme memang dalam bidang kedokteran menggunakan istilah penyakit menyerang, diserang penyakit dan serangan penyakit, sehingga penggunaan istilah ini menjadi popular dimasyarakat. Namun pada tumbuhan factor penyebab penyakit adalah ; tumbuhan inang yang rentan, pathogen yang virulen dalam lingkungan yang medukung. Karena merupakan hasil dari interaksi ,maka penyakit sebenarnya merupakan suatu proses, bukan suatu organisme. Organisme dalam hal ini adalah tumbuhan dan pathogen, tumbuhan adalah organism yang diserang sedangkan pathogen adalah organism yang menyerang. penyakit terjadi bila pathogen virulen atau ganas, menyerang tumbuhan yang rentan atau tumbuhan yang menjadi sakit akibatnya tumbuhan mengalami gangguan proses fisiologi sebagaimana tampak dari timbulnya gejalah penyakit.
BalasHapusPenyakit sebenarnya merupakan suatu proses bukan suatu organisme, karena merupakan hasil dari interaksi. Penyakit tumbuhan terjadi karena interaksi tiga faktor, tumbuhan inang yang rentan, patogen yang virulen, dan lingkungan yang mendukung. Penyakit terjadi bila ketiga faktor tersebut saling mendukung sehingga memungkinkan patogen untuk berkembang. Akibatnya, tumbuhan mengalami gangguan proses fisiologis sebagaimana kemudian tampak dari timbulnya gejala penyakit. Yang merupakan organisme yaitu tumbuhan dan patogen. Tumbuhan merupakan organisme yang 'diserang', sedangkan patogen merupakan organisme yang 'menyerang'. Dalam hal penyakit yang sesungguhnya diamati adalah intensitas gejala penyakit atau secara singkat intensitas penyakit.
BalasHapusPenggunaan istilah 'kerusakan' sebenarnya mempunyai dasar hukum karena sesuai dengan definisi organisme pengganggu tumbuhan sebagaimana dalam UU No. 12 Tahun 1992 dan PP No. 5 Tahun 1996. Dalam UU dan PP tersebut, organisme pengganggu tumbuhan didefisikan sebagai "semua organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan". Tingkat kerusakan yang ditimbulkan dapat disebut intensitas kerusakan.
Ada beberapa kata yang sering diucapkan atau di sukai oleh mahasiswa dalam hal pertanian yaitu menyerang, dan di serang atau serangan. Sering kali di ucapkan di serang penyakit, penyakit menyerang, padahal penyakit sebenarnya merupakan suatu proses, bukan suatu organisme, yang merupakan suatu organisme adalah tumbuhan dan patogen. Tumbuhan merupakan organisme yang diserang sedangkan patogen merupakan organisme yang menyerang. Istilah ini sering dipakai padahal kata tersebut tidak cocok untuk dipadukan karena akan memiliki arti yang berbeda pula misalnya serangan. Serangan adalah suatu proses yang didasarkan atas suatu strategi tertentu, menyerang mengandung makna marah dan lain-lain padahal serangan hama atau jamur patogenik atau bahkan gulma menganggu tanaman bukan dengan maksud yang semacam itu mereka melakukannya tidak lebih sekedar untuk memperoleh makanan untuk bertahan hidup tetapi banyak yang menggunakan kata-kata tersebut dengan tidak mempelajari lebih dahulu tentang keterpaduan kata tersebut untuk itu perlu dipelajari lagi tentang diserang dan menyerang.
BalasHapusIstilah menyerang memang sudah tidak asing lagi digunakan oleh kalangan mahasiswa maupun petani. Saya sendiri juga sering menggunakan kata tersebut yang tanpa disadari ternyata sering meyalahgunakan istilah tersebut. Dibidang pertanian penyakit terjadi akibat adanya interaksi 3 faktor yakni tumbuhan inang yang rentan, patogen yang firulen dan lingkungan yang mendukung. Karena merupakn hasil dari interaksi, maka penyakit hanya suatu proses, bukan suatu organisme. Menurut saya, sebaiknya menggunakan istilah kerusakan sebagaimana dalam UU No 12 Tahun 1992 dan PP No 5 Tahun 1996 yang mendefenisikan OPT adalah semua organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan atau menyebabkan kematian tumbuhan.
BalasHapusMengapa istilah ‘menyerang’begitu disukai,bahkan penyakitpun dikatakan menyerang,padahal bukan mahluk hidup?.penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar serta pemahaman maknanya memberi pengaruh besar terhadap pemakaian istilah-istilah dalam komunikasi. Kadang kita merasa bahwa penggunaan kata yang kita gunakan ini sudah sangat tepat. Namun jika dicermati dan dikritisi, maka sebenarnya ada begitu banyak kesalahan yang dibuat dan bahkan hampir semua kata yang kita gunakan. Seperti pada bacaan diatas, menyerang, diserang, dan serangan adalah ketiga kata imbuhan yang mengandung makna yang berbeda. Menyerang berarti tindakan serang oleh seseorang, atau seekor, atau sesuatu yang lain (makhluk hidup), diserang berarti obyek yang menjadi korban serang, dan serangan berarti proses penyerangan tersebut. Tapi bagaimana dengan istilah serangan jantung yang sangat populer dikalangan dokter bahkan masyarakat?.Tadi dijelaskan bahwa istilah ‘menyerang’ sangat tidak tepat digunakan karena penyakit bukanlah subyek hidup yang membawa, namun penyakit adalah obyek yang dibawah oleh subyek. penggunaan istilah-istilah yang sudah sangat populer namun ternyata salah.
BalasHapusJika sebuah istilah telah lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari maka seringkali orang tidak lagi memperdulikan apakah istilah tersebut tepat digunakan atau tidak dan juga tidak lagi memperdulikan arti dan makna dari istilah tersebut. Begitu juga dengan istilah ‘menyerang’, ‘diserang’, atau ‘serangan’. Dan sayapun sering salah dalam menggunakan istilah ‘diserang’. Misalnya untuk mengatakan bahwa ‘saya diserang penyakit...’ .Sebenarnya penyakit bukanlah organisme,sehingga tidak tepat menggunakan istilah ‘diserang’ untuk penyakit. Penyakit adalah gangguan yang dialami oleh tumbuhan ketika diserang patogen. Tumbuhan merupakan organisme yang ‘diserang’, sedangkan patogen merupakan organisme yang ‘menyerang’. Jadi jelaslah sudah bahwa penyakit tidak pernah menyerang karena penyakit adalah suatu keadaan . Yang menyerang adalah organisme penyebab penyakit atau yang disebut patogen.
BalasHapusIstilah meyerang mungkin sudah menjadi kebiasaan bagi seseorang yang sudah mendarah daging dan jika di gantikan dengan istilah yang lain maka akan membuatnya mejadi aneh walaupun itu merupakan istilah yang sesungguhya, bukan hanya itu saja tetapi ada anggapan dalam diri yang selalu percaya akan kata-kata orang yang lebih besar, lebih tahu,dan berpendidikan, sehingga orang yang menggunakan istilah tersebut kepada masyarakat jelas di terima dan diterapkan dalam dirinya. Jadi kita harus menggunakan istilah menyerang tersebut bukan kepada penyakit, tetapi kita harus meggunakan istilah yang baik dan benar karena penyakit bukanlah makluk hidup tetapi yang menjadi makluk hidup adalah organisme yang menyebabkan penyakit tersebut atau biasa di sebut dengan patogen.jadi kita yang sudah mengetahui dan mengerti bahwa istilah tersebut adalah salah, kita perlu menyampaikan kepada orang yang belum mengerti dan menjelaskan dengan bahasa yang mudah di mengerti bukan hanya berdiam diri agar kedepannya tidak terulang lagi istilah tersebut,sehingga dalam kehidupan kita sehari-hari dan dapat menjadi bahan lelucon di negeri kita sendri.
BalasHapusMenurut saya istilah menyerang itu layaknya di gunakan untuk makhluk hidup. Namun dalam kehidupan nyata sehari-hari istilah menyerang untuk penyakit sudah lazim di gunakan di tengah masyarakat sehingga sulit untk merubahnya. Mungkin orang yang menggunakan istilah ini berpikir bahwa penyakit itu suatu organisme, padahal yang sebenarnya penyakit merupakan akibat dari serangan organisme yang sangat berbahaya yaitu pathogen. Dengan kata lain penyakit di sebabkan oleh pathogen yang mana tergolong sebagai makhluk hidup. Dengan demikian orang berpikir bahwa penyakitlah organism yang menyerang makhluk hidup. Hal ini merupakan kesalahan terbesar karena penyakit bukan makhluk hidup tetapi akibat dari serangan mahkluk hidup.untuk mengatasi hal ini sebagai mahasiswa yang sudah tahu dan mengerti akan istilah menyerang harus di gunakan sesuai dengan fungsi yang sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari sehingga masyarakat juga bisa tahu menempatkan kata menyerang dengan tepat dalam berbahasa yang baik dan benar.
BalasHapusNama : Rambu Moha
BalasHapusMenurut saya istilah kata menyerang,terserang atau di serang tidak jauh berbeda terkecuali dalam memberikan luasan arti tertentu dan maknanya secara luas,kebanyakan orang salah menggunakannya khususnya di kalangan mahasiswa masih di gunakan dalam penelitian dan pembuatan skripsi,salah persepsi dalam menggunakan kata tanpa mengetahui ketepatan makna suatu konteks kalimat.Kiranya mahasiswa harus lebih teliti dalam penggunaan suatu kata,disini juga di katakan hasil dari interaksi maka penyakit sebenarnya merupakan suatu proses bukan suatu organisme.Kita mengatakan orgaanisme pengganggu tumbuhan menyerang padahal justru kita yang mempunyai sifat yang suka mengamuk.Adakah kemudian penggunaan istilah menyerang,di serang dan serangan ini sesungguhnya mencerminkan watak di bawah sadar kita yang memang menyukai kekerasan ? atau,karena sudah menjadi papar tidak merasa perlu lagi mempedulikan hal-hal kecil.Jika sudah mendapat penjelasan tentang kata di serang,hendaklah kiranya mahasiswa atau orang banyak lebih mewaspadai penggunaan kata istilah di serang,menyerang atau terserang.
Istilah menyerang lebih banyak digunakan karena sudah menjadi kebiasaan di kalangan masyarakat. Tetapi yang perlu kita ketahui kata penyakit sebenarnya bukan merupakan faktor penyebab tetapi merupakan suatu akibat misalnya pada manusia saat kita menderita sakit kita sering mengatakan bahwa kita terserang penyakit , dan sebenarnya itu merupakan suatu pernyataan yang salah. Karena yang sebenarnya menyerang sistem imun kita adalah patogen, bukan penyakitnya . Oleh karena itu istilah menyerang tidak tepat tetapi mau bagaimana lagi. Karena tidak semua orang mengetahui dan mengerti terutama bagi kaum awam, mungkin dengan menjelaskan pun mereka tidak langsung memahaminya. Untuk itu bagi kaum mahasiswa sebaiknya tahu menempatkan istilah menyerang terutama pada saat menulis skripsi .
BalasHapusIstilah menyerang, diserang dan serangan sepertinya sudah lazim digunakan.Di beberapa literaturpun saya sering membaca kalimat ‘penyakit menyerang manusia’.Menurut pemahaman saya,bukan penyakit yang menyerang,tetapi faktor penyebab penyakit tersebut yang menyerang,contohnya virus yang menyerang tanaman tembakau yang menyebabkankan penyakit bercak kuning pada daun tembakau.Menurut saya, salah presepsi dalam penggunaan istilah ini disebabkan oleh adanya polapikir manusia yang menganggap hama atau patogenlah penyakit tanaman itu sendiri,sehingga timbulah istilah ‘penyakit hama menyerang tanaman’.Istilah seperti ini masih banyak digunakan oleh kaum intelektual,dalam hal ini mahasiswa.Menurut saya solusi terbaik untuk mengatasi hal ini adalah, mahasiswa diharuskan memiliki penguasaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga dapat mengkaitkan kata demi kata,agar menghasilkan makna yang baik.
BalasHapusMenyangkut istilah menyerang yang Bapak anggap tidak tepat digunakan pada istilah ‘serangan hama’, menurut saya istilah ini sah-sah saja.Meskipun definisi serangan bertolak belakang dengan aktifitas hama/patogen yang hanya ingin memperoleh makanan dari tumbuhan,tetapi hama/patogen tersebut menimbulkan kerusakan bagi tanaman itu sendiri.
Kata “serang” memang berarti suatu aksi yang agresif yang dikenakan pada manusia.Namun, bukan berarti dengan menggunakan kata “serang” tersebut kita mempersonalisasikan semua benda. Penggunaan kata “menyerang”, “diserang” atau “serangan” bias dimengerti tergantung dari sudut pandang atau aspek mana kita berasumsi. Bisa dibenarkan apabila kata tersebut digunakan dengan asumsi mempertegas makna dari proses pengrusakan oleh pathogen virulen. Penegasan makna disini dimaksudkan untuk memperjelas penjelasan mengena ipengrusakan oleh patogen.Bisa dipahami bila kata “serang” dimaksudkan untuk menjelaskan keadaan atau proses awal pengrusakan, dan ”kerusakan” dipahami sebagai proses saat pathogen merusak tumbuhan. Dengan demikian, kedua kata tersebut biasa digunakan untuk saling menjelaskan.
BalasHapusMenurut saya kata’menyerang’tetap saja digunakan secara sembarangan,bahkan penyakit yang notabene bukan organisme juga dikatakan menyerang.penyakit tumbuhan terjadi karena reaksi tiga faktor yaitu tumbuhan inang yang rentan,patogen yang virulen,dan lingkungan yang mendukung.karena merupakan hasil dari interaksi maka penyakit sebenarnya bukan suatu proses,bukan suatu organisme. yang merupakan organisme dalam hal ini adalah tumbuhan dan patogen.tumbuhan merupakan organisme yang ‘diserang’sedangkan patogen merupakan organisme yang ‘menyerang’.dalam hal penyakit tumbuhan tentu saja istilah ‘intensitas serangan penyakit’merupakan istilah yang jelas menyalahi teori mengenai perkembangan penyakit.dalam hal penyakit yang sesungguhnya diamati adalah intensitas gejala penyakit atau secara singkat intensitas penyakit.
BalasHapusPenggunaan istilah’kerusakan’sebenarnya mempunyai dasar hukum karena sesuai dengan definisi organisme pengganggu tumbuhan sebagaimana dalam UU No.12 Tahun 1992 dan PP No.5 Tahun 1996.Dalam UU dan PP tersebut,organism pengganggu tumbuhan didefinisikan sebagai’’semua organisme yang dapat merusak,mengganggu kehidupan,dan menyebabkan kematian tumbuhan’’.Jelas bahwa dalam definisi ini digunakan istilah merusak sehingga dengan demikian tingkat kerusakan yang ditimbulkan dapat disebut intensitas kerusakan.istilah ‘menyerang’ mengandung makna ‘marah’,’bringas’,’ingin membalas dendam’dan untuk’mengalahkan lawan’.padahal serangga hama atau jamur patogenik,atau bahkan gulma mengganggu tanaman bukan dengan maksud semacam itu,mereka melakukannya tidak lebih dari pada sekedar memperoleh makanan untuk bertahan hidup.
Kata menyerang mengandung makna 'marah', 'beringas', 'ingin membalas dendam' dan untuk 'mengalahkan lawan'. Memang serangga hama atau jamur patogenik, atau bahkan gulma mengganggu tanaman bukan dengan maksud semacam itu, mereka melakukannya tidak lebih daripada sekedar memperoleh makanan untuk bertahan hidup. Mereka melakukannya dengan santun, bahkan dengan diam-diam, Namun, akibat dari kelakuan OPT yang secara diam-diam atau lain sebagainya apabila tidak dengan cepat dikendalikan maka kerusakan yang diakibatkan dapat merugikan. Kerusakan yang diakibatkan oleh OPT ini terlihat bahwa meraka melakukannya secara marah, atau beringas. Ini dapat dilihat dari kasil kerja mereka yang dilakukan OPT secara diam-diam. Sehingga kata menyerang ini juga pantas untuk OPT.
BalasHapusistilah menyerang sangat di sukai dan penyakit pun di katakan menyerang karena merupakan suatu kebiasaan. dan istilah menyerang banyak di sukai oleh masyarakat karena di lihat dari proses terserangnya sebuah tanaman oleh suatu organisme. Bahkan penyakit juga di katakan menyerang karena masyarakat luas melihat gejala penyakit mirip dengan gejala yang di sebabkan oleh hama. Misalnya lubangnya daun,kekuninggan daun.
BalasHapusKenapa istilah menyerang begitu di sukai bahkan terus di pakai saat ini? menurut saya karena istilah menyerang itu di lihat dari kerusakan yang di sebabkan oleh penyakit maka istilah kerusakan itulah yang meyakinkan orang terus menggunakan istilah menyerang.
Penyakit merupakan proses bukan suatu organisme dan yang merupakan organisme adalah tumbuhan dan patogen, dari pengertian ini saya menyimpulkan bahwa penyakit itu di lahat dari proses gejala yang terjadi bukan di lihat langsung dengan mata telanjang bahwa tanaman itu di serang oleh penyakit.
Mengapa istilah ‘menyerang’ begitu di sukai, bahkan penyakit pun dikatakan menyerang, padahal bukan makluk hidup???????
BalasHapusIstilah menyerang bigitu di sukai atau paling sering di gunakan mungkin karna suda dari dulu digunkan istilah ini sehingga bila diganti kedengaranya akan terasa asing di telinga kami sebagai mahasiswa dan juga di telinga masyarakat. Setelah mendapat kulia perlintan dan mendengrkan ceramah dari dosen saya dan membaca tulisannya yang dimuat di blognya maka saya pun menyadari bahwa sebenarnya penggunaan istilah ‘menyerang’ harus berhati-hati dalam penggunaannya.
Istilah ‘menyerang’, ‘diserang’ atau ‘serangan’ dalam penggunaannya harus diperhatikan dengan benar, contohya bila istilah menyerang digunakan pada penyakit maka akan salah dalam penggunaannya, karena penyakit bukan makluk hidup oleh karna itu istilah menyerang baiknya digunakan pada organisme yang menyebabkan penyakit, bukan apa yang ditimbulkan oleh patogen yaitu penyakit, karna penyakit adalah akibat atau dampak yang di timbulkan oleh patogen. Penyakit terjadi pada tumbuhan bila patogen yang menyerang menjadi virulen/ intensitas serangan patogen tinggi/ganas, tanaman inangnya rentan terhadap serangan patogen, dan keadaan lingkungan yang mendukung untuk patogen menyerang tanaman. Serangan patogen menunjukan gajala serangan pada tanaman yang menyebabkan gangguan fisiologis pada tanaman atau perubahan tingkalaku dari tanaman yang di serang.
Kata “menyerang “ sudah menjadi kebiasa yang di gunakan oleh setiap orang sehingga kata tersebut sering di gunakan ketika manusia atau tumbuhan terinfeksi suatu penyakit. Padahal kita tahu bahwa kata “menyerang “ itu ialah Istilah 'menyerang' mengandung makna 'marah', 'beringas', 'ingin membalas dendam' dan untuk 'mengalahkan lawan'. Padahal serangga hama atau jamur patogenik, atau bahkan gulma mengganggu tanaman bukan dengan maksud semacam itu, mereka melakukannya tidak lebih daripada sekedar memperoleh makanan untuk bertahan hidup.mungkin sebagian orang belum tahu dengan benar apa itu kata “menyerang“ yang sebenarnya sehingga meraka mengatakan demikian.inti dari permasalahan ini ialah sesuatu yang kecil tidak di pandang lagi.contoh yang kongkrit seperti orang yang sudah menjadi pakar maka tidak merasa perlu lagi mempedulikan hal-hal kecil, sebagaimana seorang guru besar tidak perlu membedakan tumbuhan dari tanaman. Tetapi yang sebenarnya ia harus memperhatikan itu semua walaupun sekecil apapun masalahnya.
BalasHapusIstilah menyerang begitu di sukai dalam masyarakat karena kata menyerang sudah sering di gunakan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak dapat di ubah lagi dan selalu di gunakan.mungkin mereka beranggapan bahwa penyakit adalah penyerang tanaman tetapi yang sesungguhnya peyakit merupakan akibat dari organisme yang menyerang tanaman atau biasa disebut juga pathogen. Sebagai seorang mahasiwa yang cerdas dan kreatif kita jangan tinggal diam jika mendengar istilah yang tidak sesuai dengan penggunaan kata yang baik dan benar, kita perlu merubah dan mengatakan yang sesunggunya kepada masyarakat agar istilah ini tidak tetap di gunakan,dan kesalahan yang sama selalu saja terulang di lingkungan atau di tengah kehidupan bermasyarakat.
BalasHapus• mengapa istilah ‘menyerang’begitu di sukai, bahkan penyakitpun dikatakan menyerang padahal bukan makluk hidup?
BalasHapusMengapa isilah menyerang dikatakan marah , apakah organisme pengganggu tumbuhan menyerang tumbuhan juga bila dikatakan marah pada saat menyerang tumbuhan . padahal serangan hama atau jamur, patogenik ,atau bahkan gulma mengganggu tanaman bukan dengan maksud semacam itu, mereka melakukannya tidak lebih daripada sekedar memperoleh makanan atau mempertahankan hidup. mengapa istilah menyerang tidak dapat digunakan olen apabila tumbuhan terkena penyakit yang di sebabkan oleh organisme pengganggu tumbuhan(opt).
• mengapa istilah ‘menyerang’begitu di sukai, bahkan penyakitpun dikatakan menyerang padahal bukan makluk hidup?
BalasHapusMengapa isilah menyerang dikatakan marah , apakah organisme pengganggu tumbuhan menyerang tumbuhan juga bila dikatakan marah pada saat menyerang tumbuhan . padahal serangan hama atau jamur, patogenik ,atau bahkan gulma mengganggu tanaman bukan dengan maksud semacam itu, mereka melakukannya tidak lebih daripada sekedar memperoleh makanan atau mempertahankan hidup. mengapa istilah menyerang tidak dapat digunakan olen apabila tumbuhan terkena penyakit yang di sebabkan oleh organisme pengganggu tumbuhan(opt).
Penggunakan kata ‘menyerang’ sering digunakan meski dalam hal penyakit sekalipun itu dikarenakan suatu kebiasaan yang sudah sering digunakan tanpa dimengerti apa arti atau makna dari kata tersebut.Penggunaan kata “menyerang”, “diserang” atau “serangan” bias dimengerti tergantung dari sudut pandang atau aspek mana kita berasumsi. Bisa dibenarkan apabila kata tersebut digunakan dengan asumsi mempertegas makna dari proses pengrusakan oleh pathogen virulen.Tetapi yang perlu kita ketahui kata penyakit sebenarnya bukan merupakan faktor penyebab tetapi merupakan suatu akibat misalnya pada manusia saat kita menderita sakit kita sering mengatakan bahwa kita terserang penyakit , dan sebenarnya itu merupakan suatu pernyataan yang salah. Karena yang sebenarnya menyerang sistem imun kita adalah patogen, bukan penyakitnya . Oleh karena itu istilah menyerang tidak tepat
BalasHapus3. Mengapa istilah 'menyerang' begitu disukai, bahkan penyakit pun dikatakan menyerang, padahal bukan mahluk hidup?
BalasHapusKarena kata menyerang bersifat abstrak atau dengan kata lain bersifat umum, kata menyerang sendiri begitu disukai, maksud dari kata disukai disini menunjukan bahwa suatu penyakit yang menyerang suatu tanaman lebih menyuikai untuk menyerang karena pada tanaman tersebut penyakit dapat bertahan hidup.Dalam hal penyakit tumbuhan tentu saja istilah 'intensitas serangan penyakit' merupakan istilah yang jelas-jelas menyalahi teori mengenai perkembangan penyakit. Meskipun demikian, dan sudah wanti-wanti diperingati, mahasiswa tetap saja menggunakan istilah 'penyakit menyerang', 'diserang penyakit', atau 'serangan penyakit'.Lalu bagaimana bila digunakan istilah 'serangan patogen'? Bisa saja, tetapi dalam konteks 'intensitas serangan patogen' tentu menjadi tidak masuk akal juga. Dengan demikian maka menghitung 'intensitas serangan patogen' menjadi tidak relevan. Dalam hal penyakit yang sesungguhnya diamati adalah intensitas gejala penyakit atau secara singkat intensitas penyakit.
Menurut Ilmu Hama Tumbuhan di Indonesia, istilah ‘serangan’ merupakan suatu proses yang didasarkan atas strategi tertentu. Sedangkan istilah ‘menyerang’ mengandung makna marah, ingin membalas dendam dan untuk mengalahkan lawan. Dari pengertian ini, dapat dijelaskan bahwa serangga hama atau jamur patogenetik, atau bahkan gulma, bukan menyerang tanaman. Hal ini dilakukan hanya sekedar memperoleh makanan untuk bertahan hidup. Harus dipahami bahwa penyakit tumbuhan terjadi karena interaksi tiga faktor, yaitu terdiri atas tumbuhan inang yang rentan, patogen yang virulen, dan lingkungan yang mendukung. Karena merupakan hasil dari interaksi maka penyakit merupakan suatu proses, bukan suatu organisme. Dapat dijelaskan bahwa organisme dalam hal ini adalah tumbuhan dan patogen. Sehingga dapat dikatakan, tumbuhan merupakan organisme yang ‘diserang’, sedangkan patogen merupakan organisme yang ‘menyerang’. Penyakit terjadi bila patogen virulen menyerang tumbuhan rentan atau mudah menjadi sakit, pada kondisi yang memungkinkan patogen untuk berkembang. Hal ini sesuai dengan penjelasan tentang faktor-faktor penyebab terjadinya penyakit pada tumbuhan.
BalasHapusMenurut Ilmu Hama Tumbuhan di Indonesia, istilah ‘serangan’ merupakan suatu proses yang didasarkan atas strategi tertentu. Sedangkan istilah ‘menyerang’ mengandung makna marah, ingin membalas dendam dan untuk mengalahkan lawan. Dari pengertian ini, dapat dijelaskan bahwa serangga hama atau jamur patogenetik, atau bahkan gulma, bukan menyerang tanaman. Hal ini dilakukan hanya sekedar memperoleh makanan untuk bertahan hidup. Harus dipahami bahwa penyakit tumbuhan terjadi karena interaksi tiga faktor, yaitu terdiri atas tumbuhan inang yang rentan, patogen yang virulen, dan lingkungan yang mendukung. Karena merupakan hasil dari interaksi maka penyakit merupakan suatu proses, bukan suatu organisme. Dapat dijelaskan bahwa organisme dalam hal ini adalah tumbuhan dan patogen. Sehingga dapat dikatakan, tumbuhan merupakan organisme yang ‘diserang’, sedangkan patogen merupakan organisme yang ‘menyerang’. Penyakit terjadi bila patogen virulen menyerang tumbuhan rentan atau mudah menjadi sakit, pada kondisi yang memungkinkan patogen untuk berkembang. Hal ini sesuai dengan penjelasan tentang faktor-faktor penyebab terjadinya penyakit pada tumbuhan.
BalasHapusPenyakit merupakan suatu proses, bukan suatu organisme, yang merupakan organisme adalah tumbuhan dan patogen. Penyakit terjadi apabila patogen virulen, atau ganas menyerang tumbuhan yang rentan ada kondisi pada kondisi yang memungkinkan patogen untuk berkembang sehingga dampaknya gejala penyakit. Istilah “menyerang“ bagi yang disukai bahkan penyakit pun dikatakan menyerang padahal penyakit bukan merupakan organisme, menurut saya hal ini bisa terjadi dan terus dipakai hingga sekarang ini karena pengguna istilah “kerusakan” sebenarnya mempunyai dasar hukum dalam UU no. 12 tahun 1992. Dan PP no. 5 tahun 1996. Yaitu OPT didefinisikan sebagai semua organisme yang merusak, menganggu, dan menyebabkan kematian dari situlah para pakar di bidang ilmu hama tetap saja masih menggunakan istilah “ menyerang “ dan masih saja menyukai istilah tersebut
BalasHapusDalam hal penyakit tumbuhan tentu saja istilah 'intensitas serangan penyakit' merupakan istilah yang jelas-jelas menyalahi teori mengenai perkembangan penyakit. Meskipun demikian, dan sudah wanti-wanti diperingati, mahasiswa tetap saja menggunakan istilah 'penyakit menyerang', 'diserang penyakit', atau 'serangan penyakit'. Saya memang tidak mengajar matakuliah Ilmu Penyakit Tumbuhan, juga tidak mengajar Ilmu Hama Tumbuhan, tetapi saya kira dosen pengampu matakuliah ini pun mengajarkan bahwa istilah 'serang menyerang' ini perlu digunakan secara hati-hati. Lalu bagaimana bila digunakan istilah 'serangan patogen'? Bisa saja, tetapi dalam konteks 'intensitas serangan patogen' tentu menjadi tidak masuk akal juga. Bila dalam hal Helopelthis menhitung berapa kali hama tersebut mencucukkan sungutnya ke buah kakao mungkin menenentukan kerusakan buah kakao, dalam hal penyakit patogen cukup menginfeksi satu kali untuk menimbulkan penyakit. Dengan demikian maka menghitung 'intensitas serangan patogen' menjadi tidak relevan. Dalam hal penyakit yang sesungguhnya diamati adalah intensitas gejala penyakit atau secara singkat intensitas penyakit.
BalasHapusKata ‘menyerang’ sering sekali digunakan, dikarenakan suatu kebiasaan yang penggunaan oleh masyarakat pada umumnya Istilah ini digunakan dalam brbagai bidang tanpa dimengerti arti atau makna dari kata tersebut.
BalasHapusYang paling sering digunakan biasanya dalam bidang medis , apabila seseorang terkena penyakit atau sejenisnya. Nyatanya penyakit bukan makhluk hidup. Khususnya penyakit tumbuhan.
Penyakit tumbuhan terjadi karena interaksi tiga faktor, tumbuhan inang yang rentan, patogen yang virulen, dan lingkungan yang mendukung. Karena merupakan hasil dari interaksi maka penyakit sebenarnya merupakan suatu proses, bukan suatu organisme. Yang merupakan organisme dalam hal ini adalah tumbuhan dan patogen. Tumbuhan madalah organisme yang 'diserang', sedangkan patogen adalah organisme yang 'menyerang'
Menurut saya, saya sependapat dengan apa yang disampaikan oleh penulis mengenai penggunaan kata “menyerang, diserang, dan serangan” yang tidak tepat. dilihat dan dipahami soal kegiatan makan-memakan, kata “menyerang, diserang, dan serangan” memang tidak tepat karena semua makhluk hidup membutuhkan makanan lebih tepat menggunakan istilah kerusakan. Penggunaan kata “menyerang, diserang, dan serangan” merupakan suatu kebiasaan masyarakat atau orang tertentu yang merasa dirugikan akibat tanamannya mengalami kerusakan. Oleh karena itu penggunaan kata “menyerang, serangan, diserang” harus dirubah. karena istilah 'kerusakan' mempunyai dasar hukum sedangkan istilah “menyerang, diserang, dan serangan” merupakan suatu kebiasaan orang tertentu yang perlu disadari bahwa, kata yang tepat adalah tanaman mengalami kerusakan bukan serangan.
BalasHapusMenurut saya, saya kurang sependapat dengan apa yang disampaikan oleh penulis mengenai penggunaan kata “menyerang, diserang, dan serangan” yang tidak tepat. dilihat dan dipahami mengenai soal kegiatan makan-memakan, kata “menyerang, diserang, dan serangan” memang tidak cocok untuk dipakai sebagai suatu kesatuan kalimat yang baku. Tetapi, yang menjadi pokok dari penggunaan kata “menyerang, diserang, dan serangan” ini adalah pihak yang merasa dirugikan. Ketika hama memakan tanaman memang bagi hama itu sendiri bukan merupakan suatu serangan karena hama hanya memakan saja. Tetapi, manusia yang sudah dengan susah payah menjaga dan merawat tanaman yang dimakan oleh hama tersebut merasa sangat dirugikan sehingga manusia tidak menganggap itu sebagai sebuah kerusakan akibat hama yang memakan tanaman, melainkan sebuah peristiwa “serangan” yang harus dibalas dengan cara penyemprotan pestisida atau dengan teknik yang lain agar menusia tidak merasa dirugikan akan kehadiran dari hama tersebut.
BalasHapusMenurut saya, saya kurang sependapat dengan apa yang disampaikan oleh penulis mengenai penggunaan kata “menyerang, diserang, dan serangan” yang tidak tepat. dilihat dan dipahami mengenai soal kegiatan makan-memakan, kata “menyerang, diserang, dan serangan” memang tidak cocok untuk dipakai sebagai suatu kesatuan kalimat yang baku. Tetapi, yang menjadi pokok dari penggunaan kata “menyerang, diserang, dan serangan” ini adalah pihak yang merasa dirugikan. Ketika hama memakan tanaman memang bagi hama itu sendiri bukan merupakan suatu serangan karena hama hanya memakan saja. Tetapi, manusia yang sudah dengan susah payah menjaga dan merawat tanaman yang dimakan oleh hama tersebut merasa sangat dirugikan sehingga manusia tidak menganggap itu sebagai sebuah kerusakan akibat hama yang memakan tanaman, melainkan sebuah peristiwa “serangan” yang harus dibalas dengan cara penyemprotan pestisida atau dengan teknik yang lain agar menusia tidak merasa dirugikan akan kehadiran dari hama tersebut.
BalasHapusMenurut
BalasHapussaya istilah “menyerang” umumnya lebih disukai, karena istilah ini lebih umum
dan lebih banyak digunakan sehingga orang terbiasa menggunakan istilah tersebut
untuk menggambarkan suatu keadaan dimana makhluk hidup bukan saja manusia namun
juga hewan dan tumbuhan mengalami suatu gangguan penyakit. Seperti yang
dikatakan penulis bahawa penyakit tumbuhan terjadi karena interaksi tiga faktor,
tumbuhan inang yang rentan, patogen yang virulen, dan lingkungan yang
mendukung. Karena merupakan hasil dari interaksi maka penyakit sebenarnya
merupakan suatu proses, bukan suatu organisme. Yang merupakan organisme dalam
hal ini adalah tumbuhan dan patogen. Tumbuhan merupakan organisme yang
'diserang', sedangkan patogen merupakan organisme yang 'menyerang'. Penyakit
terjadi bila patogen virulen, atau ganas, menyerang tumbuhan rentan, atau mudah
menjadi sakit, pada kondisi lingkungan yang memungkinkan patogen untuk
berkembang. Jadi, menurut saya istilah menyerang tidaklah salah jika dipakai
untuk menyatakan tanaman yang mengalami penyakit karena penyakit sendiri
disebabkan oleh organisme dan organisme meruopakan makhluk hidup dan makhluk
hidup tersebut yang menyebabkan terjadinya suatu penyakit. Mungkin istilah
“menyerang” dapat dipakai saat organisme yang mengganggu tanaman berada dallam
jumlah yang sangat banyak (padat populasinya tinggi).
Istilah menyerang banyak dipakai untuk menyatakan suatu keadaan saat manusia atau makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan mengalami suatu gejala penyakit. Hal ini terjadi karena kebanyakan orang sudah terbiasa dengan istilah ini dan istilah menyerang dianngap lebih tepat untuk digunakansecara umum. Istilah “menyerang” atau “serangan” yang sering dipakai dalam perlindungan tanaman sangatlah tidak tepat untuk menggambarkan kondisi atau keadaan tanaman saat mengalami gejala penyakit karena gejala penyakit yang ditunjukkan tanaman sakit umumnya berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya,begitu pula dengan intensitas penyakit tergantung dari jenis patogen dan jenis tanaman itu sendiri. Untuk itu, saya setuju dengan penulis, bahawa istilah serangan sebaiknya diganti dengan istilah gejala. Menurut saya, istilah “serangan bisa juga diganti dengan istilah “gangguan” karena pada saat tanaman sakit, tanaman akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangannya sampai pada kualitas dan kuantitas tanaman. Namun, istilah serangan mungkin saja dapat dipakai apabila intensitas serangan OPT tinggi,misalnya hama yang mengganggu pertumbuhan tanaman berada dalam jumlah yang banyak sehingga sukar untuk dikendalikan(dalam hal ini terjadinya ledakan hama).
BalasHapus