Suatu kali, sahabat saya yang sedang melakukan penelitian S3 dalam bidang ilmu gulma, bertanya kepada saya, gulma babi itu rupanya seperti apa? Dia bercerita, bahwa dia membaca referensi terjemahan yang menyebut nama gulma babi. Saya pun kemudian menjadi maklum, sama maklumnya ketika mendengar penerjemah pidato sambutan Wakil Gubernur NTT pada suatu lokakarya mengenai pengelolaan dampak penambangan mangan, menerjemahkan 'batu mangan' menjadi 'mangan stone'. Setelah saya sampaikan bahwa mungkin yang dimaksud dengan gulma babi adalah 'pig weed' yang nama dalam bahasa Indonesianya sebenarnya adalah bayam liar, dia pun menyumpah-nyumpah. Apa mau dikata, tapi saya kira dia bukan sendirian. Berapa banyak doktor dan profesor di negeri ini yang benar-benar fasih bahasa Inggris, termasuk fasih dalam persoalan nama? Yang lainnya mungkin mencoba mengikuti apa yang diucapkan Juliet Capulet, "What's in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet", kepada kekasihnya, Romeo Montague, dalam drama "Romeo and Juliet" karya Shakespeare, sastrawan Inggris yang tersohor itu.