Sesuai dengan ketentuan PP No. 6 Tahun 1995 bahwa perlindungan tanaman merupakan kewajiban bersama petani dan pemerintah maka perlindungan tanaman dapat dilakukan oleh petani maupun pemerintah. Sesuai dengan peraturan pemerintah tersebut, pemerintah perlu terlibat langsung dalam melaksanakan upaya perlindungan tanaman hanya bila terjadi eksplosi. Dalam keadaan tidak terjadi eksplosi, pemerintah tetap perlu menyiapkan program perlindungan tanaman sebagai langkah antisipasi. Pada tingkat petani, petani sebenarnya selalu melaksanakan upaya perlindungan tanaman, hanya saja pada umumnya kurang terencana dan biaya yang diperlukann untuk melakukan tindakan perlindungan tanaman sering tidak diperhitungkan sebagai biaya usahatani. Karena perlindungan tanaman memerlukan tenaga, waktu, dan baiaya maka untuk melakukannya perlu disertai dengan perencanaan yang matang.
Perencanaan perlindungan tanaman perlu diawali dengan indentifikasi masalah perlindungan tanaman. Masalah perlindungan tanaman tidak selalu merupakan masalah biologi maupun ekologi, tetapi dapat juga merupakan masalah ekonomi, sosial, dan budaya yang berkaitan dengan perlindungan tanaman. Misalnya, petani perladangan tebas bakar mengalami masalah biaya untuk melaksanakan perlindungan tanaman. Selain itu mereka juga mengalami masalah sosial ketidaktahuan mengenai OPT dan kehilangan hasil yang ditimbulkannya dan masalah budaya yang memandang serangan OPT sebagai kutukan yang untuk mengatasinya perlu dilakukan upacara adat. Bahkan budaya dapat memaksa petani untuk memelihara OPT, misalnya memelihara ternak besar seperti sapi, kerbau, atau kuda dengan cara dilepas begitu saja, padahal mereka tahu bahwa ternak seperti itu dapat merusak tanaman. Mereka harus memelihara ternak besar tersebut untuk kebutuhan adat, misalnya sebagai mas kawin (belis) atau sebagai ternak potong pada pesta adat. Apapun permasalahannya, perlu diidentifikasi mana yang merupakan masalah utama dan mana yang merupakan bagian dari masalah utama. Masalah utama dan bagian-bagiannya tersebut dianalisis dengan cara menggambarkannya dalam bentuk diagram pohon.
Setelah berhasil diidentifikasi mana yang merupakan masalah utama dan mana yang merupakan bagian-bagian dari satu masalah utama, langkah berikutnya adalah menentukan tujuan dilaksanakannya tindakan perlindungan tanaman. Cara menentukan tujuan perlindungan tanaman adalah dengan mengubah kalimat mengenai pernyataan masalah menjadi kalimat mengenai pernyataan tujuan. Misalnya bila kalimat pernyataan masalah berbunyi "pengetahuan petani mengenai gejala dan tanda penyakit darah pada tanaman sangat terbatas" maka dibuat kalimat tujuan "meningkatkan pengetahuan petani mengenai penyakit darah pada tanaman pisang". Untuk setiap pernyataan masalah perlu dibuat satu pernyataan tujuan. Selanjutnya, pohon tujuan diorganisasikan menjadi pohon tujuan utama dan pohon tujuan yang menjadi bagian-bagian dari pohon tujuan utama. Pengorganisasian tujuan mengatasi masalah perlindungan tanaman dengan cara seperti ini disebut menganalisis tujuan dengan menggunakan teknik pohon tujuan.
Langkah berikutnya adalah menentukan siapa-siapa yang perlu terlibat dalam program perlindungan tanaman yang sedang direncanakan. Pihak-pihak yang terlibat dapat meliputi petani, pedagang sarana produksi, pedagang hasil pertanian, konsumen, pemerintah, tokoh masyarakat, dan aktivis lembaga swadaya masyarakat. Pihak-pihak tersebut semuanya mempunyai kepentingan tertentu terhadap program perlindungan tanaman sehingga disebut para pemangku kepentingan (stakeholders). Setiap pihak berkepentingan karena akan menerima manfaat atau akan menderita kerugian ketika program perlindungan tanaman dilaksanakan. Manfaat maupun kerugian yang diterima oleh setiap pemangku kepentingan berbeda-beda sehingga Juga perlu ditentukan jenis-jenis-jenis manfaat atau kerugian yang akan diterima atau dialami masing-masing. Keterkaitan antar para pemangku kepentingan dalam menerima manfaat atau menderita kerugian dari program perlindungan tanaman yang akan dilaksanakan digambarkan dengan menggunakan diagram Venn.
Setelah dilakukan analisis masalah, analisis tujuan, dan analisis pemangku kepentingan, selanjutnya dilakukan penyusunan prgram perlindungan tanamanan dengan menggunakan pendekatan kerangka kerja logis (logical framework approach). Disebut menggunakan pendekatan kerangka kerja logis karena program disusun dengan menggunakan logika sebagai berikut:
Penyusunan program perlindungan tanaman dengan menggunakan pendekatan kerangka kerja logis dilakukan dengan menggunakan matriks kerangka kerja logis (logical framework matrix). Pada dasarnya matrik kerangka kerja logis merupakan tabel yang terdiri atas baris hierarki tujuan yang mencakup: (1) sasaran, (2) hasil, (3) keluaran, dan (4) kegiatan serta kolom yang terdiri atas: (1) nomor digit hierarki tujuan, (2) uraian tujuan, (3) indikator capaian, (4) cara verifikasi, dan (5) asumsi. Nomor digit hierarki tujuan sebaiknya diatur dengan menggunakan jumlah digit:
Tabel dibuat dengan menggunakan program aplikasi tabel lajur Excel atau program aplikasi tabel lajur sejenis lainnya.
Setiap hierarki tujuan harus dirumuskan dengan memperhatikan kriteria SMART (Specific, Measurable, Attainable, Relevant, Timely), yang artinya
Untuk menyusun matrik kerangka kerja logis, sebaiknya dilakukan dengan mengisi kolom uraian hierarki tujuan. Selanjutnya isi kegiatan yang diperlukan untuk mencapai setiap keluaran. Kemudian, isi kolom indikator capaian, cara verifikasi, dan asumsi dimulai dari hierarki tujuan yang terendah, yaitu keluaran. Lanjutkan dengan mengisi indikator capaian, cara verifikasi, dan asumsi untuk hierarki di atasnya, yaitu berturut-turut hasil dan keluaran. Pengisian indikator capaian, cara verifikasi, dan asumsi hasil dilakukan dengan memperhatikan indikator capaian, cara verifikasi, dan asumsi keluaran. Demikian juga dengan indikator capaian, cara verifikasi, dan asumsi capaian, dilakukan dengan memperhatikan indikator capaian, cara verifikasi, dan asumsi hasil. Dengan demikian pengisian matriks kerangka kerja logis dilakukan dengan menggunakan logika JIKA-MAKA sedemikian sehingga JIKA indikator capaian, cara verifikasi, dan asumsi dipenuhi dalam pencapaian keluaran MAKA akan diperoleh hasil dan JIKA indikator capaian, cara verifikasi, dan asumsi dipenuhi dalam pencapaian hasil MAKA akan diperoleh sasaran.
Penyusunan matriks kerangka kerja logis terasa sulit pada awalnya, tetapi jika terus dilatih maka akan menjadi semakin mudah. Penyusunan program dengan menggunakan matriks kerangka kerja logis dilakukan bukan hanya dalam bidang perlindungan tanaman, melainkan juga dalam bidang-bidang lain. Keterampilan penyusunan program dengan menggunakan matriks kerangka kerja logis akan sangat bermanfaat bagi yang akan bekerja dalam bidang perencanaan program. Lebih khusus lagi akan sangat bermanfaat bagi yang akan bekerja di kalangan lembaga swadaya masyarakat internasional karena kalangan lembaga swadaya masyarakat internasional melakukan perencanaan program dengan menggunakan pendekatan kerangka kerja logis.
- Logika horizontal, terdiri atas nomor digit hierarkhi tujuan, uraian tujuan, indikator capaian, cara verifikasi pencapaian indikator, dan asumsi pencapaian tujuan. Untuk mencapai setiap tujuan perlu ditentukan indikator capaian tujuan, cara verifikasi pencapaian tujuan, dan asumsi yang harus dipenuhi untuk tercapainya tujuan.
- Logika vertikal, terdiri atas hierarki sasaran (tujuan utama), hasil (bagian tujuan tingkat 1), keluaran (bagian tujuan tingkat 2), dan kegiatan (hal yang harus dilakujkan untuk mencapai keluaran). Untuk mencapai suatu sasaran maka terlebih dahulu harus tercapai semua hasil di bawahnya dan semua keluaran yang berada di bawah setiap hasil dengan cara melaksanakan kegiatan untuk mencapai setiap keluaran.
Penyusunan program perlindungan tanaman dengan menggunakan pendekatan kerangka kerja logis dilakukan dengan menggunakan matriks kerangka kerja logis (logical framework matrix). Pada dasarnya matrik kerangka kerja logis merupakan tabel yang terdiri atas baris hierarki tujuan yang mencakup: (1) sasaran, (2) hasil, (3) keluaran, dan (4) kegiatan serta kolom yang terdiri atas: (1) nomor digit hierarki tujuan, (2) uraian tujuan, (3) indikator capaian, (4) cara verifikasi, dan (5) asumsi. Nomor digit hierarki tujuan sebaiknya diatur dengan menggunakan jumlah digit:
- Sasaran: satu digit, misalnya 1, 2, 3, dst.
- Hasil: dua digit, misalnya 2.1, 2.2, 2.3, dst.
- Keluaran: tiga digit, misalnya 1.2.1, 1.2.2, 1.2.3, dst.
- Kegiatan: empat digit. misalnya 3.2.1.1, 3.2.1.2, 3.2.1.3, dst.
Tabel dibuat dengan menggunakan program aplikasi tabel lajur Excel atau program aplikasi tabel lajur sejenis lainnya.
Setiap hierarki tujuan harus dirumuskan dengan memperhatikan kriteria SMART (Specific, Measurable, Attainable, Relevant, Timely), yang artinya
- Spesific, dirumuskan dengan menggunakan kalimat yang tidak mempunyai makna ganda
- Measurable, dirumuskan dengan menggunakan indikator yang dapat diukur dengan menggunakan cara verifikasi tertentu,
- Attainable, dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan tenaga, waktu, dan biaya yang tersedia,
- Relevant, sesuai untuk mencapai hierarki tujuan di atasnya
- Timely, dapat dicapai dalam rentang waktu yang tersedia.
Untuk menyusun matrik kerangka kerja logis, sebaiknya dilakukan dengan mengisi kolom uraian hierarki tujuan. Selanjutnya isi kegiatan yang diperlukan untuk mencapai setiap keluaran. Kemudian, isi kolom indikator capaian, cara verifikasi, dan asumsi dimulai dari hierarki tujuan yang terendah, yaitu keluaran. Lanjutkan dengan mengisi indikator capaian, cara verifikasi, dan asumsi untuk hierarki di atasnya, yaitu berturut-turut hasil dan keluaran. Pengisian indikator capaian, cara verifikasi, dan asumsi hasil dilakukan dengan memperhatikan indikator capaian, cara verifikasi, dan asumsi keluaran. Demikian juga dengan indikator capaian, cara verifikasi, dan asumsi capaian, dilakukan dengan memperhatikan indikator capaian, cara verifikasi, dan asumsi hasil. Dengan demikian pengisian matriks kerangka kerja logis dilakukan dengan menggunakan logika JIKA-MAKA sedemikian sehingga JIKA indikator capaian, cara verifikasi, dan asumsi dipenuhi dalam pencapaian keluaran MAKA akan diperoleh hasil dan JIKA indikator capaian, cara verifikasi, dan asumsi dipenuhi dalam pencapaian hasil MAKA akan diperoleh sasaran.
Penyusunan matriks kerangka kerja logis terasa sulit pada awalnya, tetapi jika terus dilatih maka akan menjadi semakin mudah. Penyusunan program dengan menggunakan matriks kerangka kerja logis dilakukan bukan hanya dalam bidang perlindungan tanaman, melainkan juga dalam bidang-bidang lain. Keterampilan penyusunan program dengan menggunakan matriks kerangka kerja logis akan sangat bermanfaat bagi yang akan bekerja dalam bidang perencanaan program. Lebih khusus lagi akan sangat bermanfaat bagi yang akan bekerja di kalangan lembaga swadaya masyarakat internasional karena kalangan lembaga swadaya masyarakat internasional melakukan perencanaan program dengan menggunakan pendekatan kerangka kerja logis.
Berdasarkan bacaan diatas, dapat disampaikan bahwa perlindungan tanaman merupakan kewajiban bersama antara petani dan pemerintah. namun petani belum terlalu tahu/memahami tentang perlindungan tanaman sehingga di sini pemerintah perlu membantu para petni. Misalnya, para petani di pedesaan masih memiliki budaya yang memelihara OPT golongan binatang, binatang besar seperti sapi, kerbau, kambing yang dilepas begitu saja sehingga dapat merusak tanaman tersebut.
BalasHapusAgar program perlindungan tanaman dapat berjalan dengan lancar, maka perlu dilakukan beberapa hal, yaitu: (1). Melakukan identifikasi masalah perlindungan tanaman. masalah yang diidentifikasi yaitu masalah utama dan bagian dari masalah utama. (2).Menentukan tujuan perlintan. yaitu dengan cara mengubah kalimat pernyataan masalah menjadi kalimat pernyataan tujuan. contohnya: petani tidak tahu cara penggunaan pestisida. pernyataan ini diubah menjadi petani tahu cara penggunaan pestisida. (3). Menentukan siapa yang terlibat dalam perencanaan perlindungan tanaman. pihak yang terlibat dalam perlindungan tanaman yaitu petani, pemerintah, konsumen, perguruan tinggi dll. (4). menyusun program perlintan dengan menggunakan pendekatan kerangka kerja logis, yang terdiri dari 1. Logika Horizontal dan 2. Logika Vertikal..
Yang menjadi pertanyaan saya adalah: mengapa dalam menganalisis masalah utama menggunakan diagram pohon, sedangkan dalam menganalisis tujuan menggunakan diagram teknik pohon tujuan. kenapa tidak menggunakan diagram pohon saja atau diagram teknik pohon tujuan.
setelah saya membaca dari materi yg telah dipaparkan yang ingin saya tayakan apakah pemerintah dan petani sanggup mengantisipasi masalh tersbut?ataukah pemerintah hanya akan mempublikasikan begitu saja tanpa ada bukti seperti turun lapangan.
BalasHapusBerdasarkan pemaparan materi di atas menurut pendapat saya saya setuju mengenai upaya perlindungan tanaman terkadang kurang terencana dan juga biaya yang dibutuhkan sering tidak diperhitungkan sebagai biaya usaha tani. Karena diketahui bahwa perlindungan tanaman memerlukan tenaga,waktu dan biaya serta membutuhkan perencanaan yang matang.
BalasHapusMasalah perlindungan tanaman juga melingkupi masalah ekonomi,sosial dan juga masalah budaya. Jadi kendala-kendala yang menghambat bisa jadi dari faktor-faktor ekonomi,sosial dan juga budaya, untuk itu pemerintah harus mengambil bagian dalam menyelesaikan masalah perlindungan tanaman.
Perencanaan perlindungan tanaman harus diawali dengan identifikasi masalah perlindungan tanaman, setelah itu diikuti dengan menentukan tujuan, setelah tujuan ditentukan maka harus dilihat siapa-siapa saja yang termasuk atau yang terlibat didalam program perlindungan tanaman dan setelah dilakukan analisis maka disusun program perlindungan tanaman menggunakan pendekatan kerangka kerja logis yang di bagi menjadi dua yaitu : logika horizontal dan logia vertikal.
Pertanyaan saya yaitu : apakah penyusunan kerangka kerja logis tersebut telah digunakan oleh keseluruhan pihak yang terkait sebagai cara yang dapat menyelesaikan permasalahan perlindungan tanaman?
Berdasarkan pemaparan materi diatas, dapat diketahui bahwa perlindungan tanaman merupakan kewajiban dari petani dan pihak pemerintah. Namun, dalam aplikasinya, ada banyak kekurangan dan hambatan yang dihadapi. masalah masalh yang dihadapi diantaranya kurangnya biaya, kurangnya pengetahuan petani tentang masalah OPT dan masalah masalah lain termasuk pola pikir dan budaya masyarakat yang menganggap serangan hama merupakan kutukan dari Tuhan, seperti yang ditemui pada masyarakat Sumba Timur yang menganggap serangan hama Belalang Kembara merupakan kutukan dari Tuhan. selain itu, belum mkasimalnya peran pemerintah dalam mengatasi hal ini juga menjadi suatu kendala. sebagai contoh masalah hama jeruk keprok di Mollo, TTS yang mana obat obatan yang diberikan pemerintah hanya sedikit sehingga tidak mampu menjangkau seluruh tanaman. selain itu kuran aktifnya tenaga penyuluh yang ada menjadi alasan masyarakat kurang mengetahui cara penanganan hama.
BalasHapusPenyusunan Matriks kerangka Kerja Logis Program Perlindungan Tanaman ini dapat merincikan mengenai masalah, tujunan dan sasaran dari program perlindungan tanaman, sehingga tujuan dan sasaran dari program diharapkan dapat tercapai.
Yang menjadi pertanyaan disini ialah : Apa langkah paling tepat yang harus dilakukan, apabila dalam pelaksaan program perlindungan tanaman ternyata menemui hambatan yang berkaitan dengan pola pikir atau adat istiadat masyarakat, dalam hal ini program yang dibawa bertentangan dengan budaya masyarakat setempat???
Dari membaca materi diatas dapat saya simpulkan bahwa Program perlindungan tanaman merupakan langkah antisipasi yang perlu dilakukan pemerintah sebelum terjadinya serangan OPT atau masalah dalam aspek perlindungan tanaman. Walaupun biasanya petani telah melakukan banyak upaya untuk melakukan perlindungan pada tanaman budidayanya namun seringkali hal tersebut malah mendatangkan kerugian bagi petani karena kurangnya perencanaan yang terarah khususnya pada perencanaan biaya yang diperlukan dalam melakukan perlindungan. Saat saya membaca materi ini, Yang menjadi pertanyaan saya pak, apakah program perlindungan tanaman dengan matriks kerangka kerja logis ini di buat atau disusun oleh petani, pemerintah atau pihak lain? Karena jika disusun oleh petani maka petani akan mengalami kesulitan Mengingat bahwa penyusunan dengan matriks kerangka kerja logis ini cukup rumit. Namun terlepas dari hal tersebut, menurut saya Penyusunan Matriks Kerangka kerja logis program perlindungan tanaman ini sangat baik karena dengan demikian kita (baik pemerintah, pakar dibidang ini dan petani) dapat mengidentifikasi masalah utama dan masalah yang merupakan bagian dari masalah utama sehingga kita/petani dapat menentukan secara tepat tujuan perlindungan tanaman dan pihak-pihak yang terkait pada masalah ini serta menetapkan secara pasti apa yang ingin kita capai setelah dilakukannya program perlindungan tanaman ini. Dengan penyusunan matriks kerja logis dalam perlindungan tanaman ini juga dapat membantu kita untuk berpikir secara sistematis dan mempertimbangkan semua kemungkinan yang akan terjadi pada saat dan setelah dilakukannya program perlindungan tanaman. Namun walaupun penyusunan program perlindungan tanaman dengan matriks kerangka kerja logis ini baik tetapi cukup rumit untuk itu perlu dilakukan latihan secara intensif apalagi dilihat dari segi petani kita dimana kurangnya pendidikan dari para petani kita pastilah terjadi kesulitan di pihak petani dalam hal ini untuk itu pemerintah bahkan kita sebagai mahasiswa atau calon-calon peneliti/ilmuan diharuskan untuk membantu petani dalam mensosialisasikan hal ini dan mengawasi petani secara rutin dalam menentukan dan melaksanakan program perlindungan tanaman agar hasil yang dicapai pada akhirnya memuaskan petani dalam penyelesaian masalah perlindungan tanaman dan membantu pemerintah dalam hal meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat terlebih khusus masyarakat tani.
BalasHapusDari artikel diatas dapat disimpulkan bahwa menyusun matriks kerangka kerja logis program perlindungan tanaman sangat penting dalam upaya perlindungan tanaman untuk tujuan dan perencanaan yang terarah kedepannya.
BalasHapusDidalam menyusun matriks kerangka kerja logis adapun tahapan yang perlu diperhatikan baik pihak-pihak yang terlibat (petani,pemerintah,maupun oknum-oknum yang terlibat)
Tahapan 1 : Mengidentifikasi Masalah disekitar dengan memperhatikan unsur biologi,ekologi,sosial,ekonomi,baikpun masyarakat sekitar.
Tahapan 2 : Menentukan Masalah Utama dan Masalah pendukung sehingga dapat menentukan tujuan.
Tahapan 3 : Menentukan Pihak-pihak mana yang terlibat dalam program perlindungan tanaman.
Tahapan 4 : Melakukan Penyusunan Program Perlindungan tanaman dengan kerangka kerja logis,baik dapat dilakukan baik secara logika horinzontal maupun vertikal.
Penyusunan Matriks kerangka kerja logis dirumuskan dengan memperhatikan konsep SMART (Spesific,Measurable, Attainable , Relevant,Timely) . Dengan Penyusunan Matriks kerangka kerja logis ini sangat bermanfaat bagi yang bekerja dalam perencanaan program agar lebih terarah,terencana,dan sesuai dengan tujuan yang dicapai.
Pertanyaan: Penyusunan matriks kerangka logis mengandung konsep SMART yang disangat diperhatikan.Makna dari Measurable merupakan "alat verifikasi", Bagaimana cara verifikasi pendekatan kerangka kerja logis dilakukan terhadap program perlindungan tanaman?
setelah membaca postingan di atas, dalam pembahasan mengenai menentukan pihak-pihak yang terlibat dalam program perlindungan tanaman seperti petani, pedagang sarana produksi, konsumen, pemerintah, pedagang hasil pertanian, dan aktivis lembaga swadaya masyarakat. Dimana pihak-pihak tersebut memiliki kepentingan tertentu terhadap program perlindungan tanaman sehingga setiap pihak akan menerima manfaat dan kerugian ketika program perlindungan tanaman dilaksanakan. Yang menjadi pertanyaan saya yaitu Bagaimana cara atau upaya mengatasi atau meminimalisir kerugian yang akan dialami ketika program perlindunga tanaman dilaksanakan..?
BalasHapusdan Apakah para petani sudah mengerti bagaimana cara menyusun matriks kerangka kerja logis dalam upaya perlindungan tanaman..? dan jika para petani sudah mengerti apakah penggunaan matriks kerangka kerja logis dalam upaya perlindungan tanaman betul-betul sudah efektif digunakan oleh petani ketika berada di lapangan...??
Dalam postingan di atas,sudah sangat jelas membahas tentang peran pemerintah dan petani dalam upaya perlindungan tanaman.Untuk mengatasi masalah yang di sebabkan oleh OPT perlu di lakukan perencanaan perlindungan tanaman yang di awali dengan mengidentifikasi masalah perlindungan tanaman.Masalah perlindungan tanamam mencakup beberapa aspek yaitu biologi,ekologi,ekonomi,sosial dan budaya.Dari masalah-malah yang telah di uraikan di atas,menurut saya masalah yang paling dominan yaitu masalah perlindungan tanaman yang berkaitan dengan aspek budaya seperti kita ketahui budaya adalah sebuah kebiasaan yang secara turun temurun di wariskan dari satu generasi ke generasi lain.Budaya memelihara OPT (Sapi,kerbau dan kuda) yang tidak di kandangkan,ini justru akan merugikan petani karena dapat merusak tanaman yang di tanam.Dari masalah tersebut perlu di identifikasi mana yang merupakan masalah utama dan mana yang merupakan bagian dari masalah utama. Jika dalam hal ini yang menjadi masalah utama yaitu rusaknya tanaman yang di tanam petani akibat OPT yang di pelihara dan yang merupakan bagian dari masalah utama yaitu kebudayaan.Maka yang menjadi pertanyaan saya yaitu bagaimana cara mengatasi program perlintan yang bertentangan dengan kebudayaan tersebut?
BalasHapusDari materi yang saya baca, dapat di simpulkan bahwa petani dan pemerintah merupakan pihak yang memiliki satu kesatuan yang penting dalam program perrlindungan tanaman. Pemerintah dan petani dalam melakukan tindakan perlindungan tanaman perlu di lakukan perencanaan. Dimana pemerintah dalam tugasnya tidak hanya berbicara tanpa tindakan tetapi pemerintah juga harus turun langsung dalam permasalahan perlindungan tanaman yang ada. Sedangkan petani dalam tugasnya yang harus di lakukan dalam program perlintan yaitu mengidentifikasi masalah,menganalisis tujuan,menganalisis pemangku kepentingan daan melakukan penyusunan program perlindungan tanaman dengan menggunakan pendekatan kerangka kerja logis.
BalasHapusPertanyaan : apa saja langkah-langkah yang di ambil pemerintah sebagai antisipasi bila terjadi eksplosi ?
Pemaparan materi di atas yang saya mengerti yaitu bahwa menurut ketentutan PP No.6 tahun 1995 bahwa perlindungan tanaman merupakan kewajiban bersama petani dan pemerintah. Seiring berjalannya waktu, permasalahan perlindungan tanaman tidak hanya pada masalah biologi dan ekologi, tetapi juga permasalahan ekonomi, sosial, dan budaya.
BalasHapusYang menjadi pertanyaan saya adalah: langkah apa yang di lakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan perlindungan tanaman yang berkaitan dengan budaya masyarakat, seperti melepas hewan peliharaan seperti sapi dan kambing yang memakan tanaman peliharaan.
Dari materi diatas , yang saya pahami yaitu martriks kerangka kerja logis dapat membantu para peneliti di bidang program perlindungan tanaman bahkan pemerintah untuk meminimalisir masalah yang terjadi. Hal ini karna martiks kerangka kerja logis dibuat dengan langka-langka dan strategi penyelesaian masalah yang sistematis.
BalasHapusMartiks kerangka kerja logis di susun di awali dengan pembuatan pohon masalah dimana pohon masalah digunakan untuk mengurut masalah utama dan bagian-bagian dari masalah utama. Selanjut nya di buat pohon tujuan tindakan perlindungan tanaman dan menganalisis pemangku-pemangku kepentingan. Dengan demikian matriks kerangka kerja logis akan lebih mudah. Walaupun sedikit sulit diawal namun jika sering dilatih maka pembuatan matriks kerangka kerja logis dapat sangat membantu.
Pada dasarnya matrik kerangka kerja logis merupakan tabel yang terdiri atas baris hierarki tujuan yang mencakup: (1) sasaran, (2) hasil, (3) keluaran, dan (4) kegiatan serta kolom yang terdiri atas: (1) nomor digit hierarki tujuan, (2) uraian tujuan, (3) indikator capaian, (4) cara verifikasi, dan (5) asumsi.
mengingat bahwa saat ini permasalahan perlindungan tanamantidak lagi terbatas pada masalah biologi saja tetapi masalah sosial ,ekonomi dan politik. Dengan demikian matriks kerangka kerja logis pula dapat digunakan bukan saja di bidang permasalahan perlindungan tanaman tetapi di semua bidang
"Penyusunan program dengan menggunakan matriks kerangka kerja logis dilakukan bukan hanya dalam bidang perlindungan tanaman, melainkan juga dalam bidang-bidang lain. Keterampilan penyusunan program dengan menggunakan matriks kerangka kerja logis akan sangat bermanfaat bagi yang akan bekerja dalam bidang perencanaan program. Lebih khusus lagi akan sangat bermanfaat bagi yang akan bekerja di kalangan lembaga swadaya masyarakat internasional karena kalangan lembaga swadaya masyarakat internasional melakukan perencanaan program dengan menggunakan pendekatan kerangka kerja logis"
BalasHapusyang ingin saya tanyakan, dalam bidang agribisnis kira-kira program dengan menggunakan matriks kerangka kerja logis itu sendiri dalam hal apa atau contohnya dalam bentuk apa ???terima kasih
Dengan membaca modul ini atau penulisan ini saya dapat memahami bagaimana kesalah pahaman masyarakat terhadap masalah perlindungan tanaman dimana di anggap sebagai kutukan dari para leluhur, yang di akibatkan karena kurangnya sumber daya manusia yang sangat terbatas , dan dalam hal ini pemerintah belum melaksanakan tugasnya dengan baik dimana petani selalu menghadapi masalah perlindungan tanaman itu sendiri tanpa campur tangan pemerintah.
BalasHapusUntuk menyelasaikan tugas ini di perlukan suatu susunan masalah dengan bantuan penyusunan matriks kerangka kerja logis perlindungan tanaman dimana dimulai dari identifikasi masalah sampai dengan penggunaan pendekatan kerangka kerja logis. Penyusunan kerangka kerja logis akan terasa sulit awalnya, tetapi jika terus dilatih akan menjadi semakin mudah.
Dari pembahasan materi diatas dikatakan bahwa pihak pihak yang berperan dalan rencana program terlindungfan tanaman memiliki keuntungan atau kerugian yang akan diterima dari pelaksanaan program. Namun, dapat diketahui bahwa semua pihak tentunya akan memperjuangkan kepentingan masing masing, sehingga terkadang ada persaingan dalam mem[eroleh keuntungan. yang ingin saya tanyakan ialah bapa yang harus dilakuakan agar dalam pelaksanaan prorm perlindungan tanaman, semua pihak dapat menerima kerugian atau keuntungan yang sesuai, sehingga tidak ada persaingan dalam merebut keuntungan satu pihak dan menimbulkan kerugian lebih pada pihak lain?
BalasHapusSesuai dengan ketentuan yang berlaku PP No. 66 Tahun 1995 mengatakan bahwa perlindungan tanaman merupakan kewajiban petani dan pemerintah maka perlindungan tanaman dapat dilakukan oleh petani dan pemerintah.
BalasHapusdalam permasalahannya dengan perlindungan tanaman pemerintah harus atau petani harus mampu mengidentifikasi masalah-masalah utamanya dan bagian-bagiannya dari masalah utama tersebut kemudian digambarkan dalam bentuk diagram pohon.
Kemudian penentuan siapa saja yang terlibat dalam perlindungan tanaman tersebut yang digambarkan dalam bentuk diagram venn.
Lalu membuat format kerangka kerja logis. Setiap hierarki tujuan dirumuskan dengan memperhatikan kriteria yang berlaku yaitu: spesifik, measurable, attainable, relevant, timely.
Dari Materi ini saya ingin bertanya apakah di bidang agribisnis juga bisa digunakan yang dalam hal ini adalah pemasaran produk pertanian? Jika bisa digunakan apakah indeks capaianya setara dengan perolehan capaian dari perlindungan tanaman itu sendiri?
dari pembahasan di atas, diketahui bahwa perlindungan tanaman merupakan kewajiban petani dan pemerintah. namun yang ingin saya tanyakan ialah, mengapa dengan ada banyaknya program yang dicanangkan, namun kenyataan bahwa program yang ada belum maksimal pelaksanaannya??? apakah karena perbdaan keuntungan menjdi faktor penyebab kurang maksimalnya program yang dijalankan???
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusdari materi yang telah dipaparkan diatas, saya memahami bahwa matriks kerangka kerja logis sangat membantu dalam penyusunan program perlindungan tanaman walaupun sedikit rumit. pertanyaan saya, apakah matriks kerangka kerja logis sudah benar-benar diterapkan di lapangan?
BalasHapusDari uraian di atas dapat disimpulkan langkah-langkah Menyusun Matriks Kerangka Kerja Logis Program Perlindungan Tanaman adalah sebagai berikut
BalasHapus1. indentifikasi masalah perlindungan tanaman.
2. Setelah berhasil diidentifikasi mana yang merupakan masalah utama dan mana yang merupakan bagian-bagian dari satu masalah utama, langkah berikutnya adalah menentukan tujuan dilaksanakannya tindakan perlindungan tanaman.
3. menentukan siapa-siapa yang perlu terlibat dalam program perlindungan tanaman yang sedang direncanakan.
4. penyusunan prgram perlindungan tanamanan dengan menggunakan pendekatan kerangka kerja logis .
Setelah membaca dan memahami tulisan di atas , menurut saya perlindungan tanaman merupakan kewajiban bersama antara petani dan pemerintah selaku pemangku kepentingan (stakeholders). Dalam perlindungan tanaman perlu adanya perencanaan (matriks kerangka), karena jika tanpa perencanaan lebih awal petani tidak dapat menentukan besar biaya usaha tani.
BalasHapusYang ingin saya tanyakan apakah ada faktor-faktor yang dapat membantu dalam pembentukan pohon tujuan utama ?
Dari bacaan di atas yang saya ingin tanyakan adalah tentang upaya tanaman hanya bisa terjadi eksplosi. itu yang bagaimana ya pa?????..
BalasHapusTerima kasih pak.
BalasHapusMaterinya sangat bermanfaat apalagi ketika sudah berada dalam dunia kerja yang berhubungan tentang pertanian, keika ada masalah yang dihadapi, bisa di buat kerangka kerja logis sehingga dapat diketahui keluaran, hasil yang diperoleh. Dan mengenai kewajiaban yang harus dilakukan oleh peran pemangku kepentingan.
Terima Kasih Pak, dalam bacaan di atas kita mengetahui bahwa dalam membuat suatu masalah yang di binggunkan oleh petani kita sebagai membantu petani dan tidak membinggunkan kita terlebih dahulu membuat pohon tujuan yang sekarang masalah yang di hadapi petani, agar kita membantu betul- betul tentang masalah tersebut dan penyampayannya yang benar dalam perlindungan tanaman.
BalasHapusTerima Kasih. pernyataan tentang ketentuan PP nO. 6 Tahun 1995 bahwa dalam perlindungan tanaman harus ada kerja sama petani dan pemerintah, tetapi kenyataanya pemerintah tidak menjalankan kewajibannya dilihat pada keadaan sekarang para petani banyak memerlukan bantuan tetapi tidak di layani dengan sepenuhnya. pertanyaan saya, cara apa lagi yang harus digunakan serta diterapkan agar dalam permasalahan perlindungan tanaman bisa berjalan dengan baik?
BalasHapusTerimah kasi Pak atas bacaan yang di lampirkan di blog.
BalasHapusMateri ini akan bermenfaat bagi saya ketika saya berada di dunia kerja dan di masayarkat pertanian.
terima kasih pak, dari materi diatas sangat bermanfaat bagi saya dan sangat membantu bagi saya dalam mengerjakan tugas ujian.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerimah kasi Pak atas bacaan yang di lampirkan di blog. Sesuai dengan ketentuan PP No. 6 Tahun 1995 bahwa perlindungan tanaman merupakan kewajiban bersama petani dan pemerintah maka perlindungan tanaman dapat dilakukan oleh petani maupun pemerintah. namun, yang terjadi di lapangan ialah kurang perhatiannya pemerintah terhadap masalah pertanian.
BalasHapuspertanyaan saya,
1. penyusunan Matriks Kerangka Kerja Logis Program Perlindungan Tanaman harusnya dilakukan oleh pihak mana? pemerintah ataukah petani?
2. apabila oleh petani, bagaimana kalangan petani bisa menyusun Matriks Kerangka Kerja Logis Program Perlindungan Tanaman? (karena tidak adanya sosialisasi dari pemerintah, atau juga kurangnya pendidikan dari petani sendiri, sehingga tidak dapat membaca dan menulis, kemudian juga keterbatasan waktu yang dimiliki untuk mengurus penyusunan Matriks Kerangka Kerja Logis Program Perlindungan Tanaman)
3. apabila oleh pemerintah, berdasarkan kenyataan yang terjadi di lapangan campur tangan pemerintah terhadap masalah yang dihadapi para petani terutama dalam masalah hama sangatlah kurang. apakah ini sudah sejalan dengan isi dari ketentuan PP No. 6 Tahun 1995 bahwa perlindungan tanaman merupakan kewajiban bersama petani dan pemerintah?
Terimah kasi Pak atas bacaan yang di lampirkan di blog. Sesuai dengan ketentuan PP No. 6 Tahun 1995 bahwa perlindungan tanaman merupakan kewajiban bersama petani dan pemerintah maka perlindungan tanaman dapat dilakukan oleh petani maupun pemerintah. namun, yang terjadi di lapangan ialah kurang perhatiannya pemerintah terhadap masalah pertanian. bacaan tersebut sangat bermanfaat bagi saya.
BalasHapusTerima Kasih bpk.....dari tulisan di atas saya bisa mengetahui bahwa,Perencanaan perlindungan tanaman perlu diawali dengan indentifikasi masalah perlindungan tanaman. Masalah perlindungan tanaman tidak selalu merupakan masalah biologi maupun ekologi, tetapi dapat juga merupakan masalah ekonomi, sosial, dan budaya yang berkaitan dengan perlindungan tanaman.
BalasHapusMantaps Broo Info nya.
BalasHapusGue demen bgt. Sukses ya Broo . . .
mkash atas materi yang sudah bapak paparkan di atas,, materi tersebut sangat berguna bagi kita generasi mudah dalam menjalankan langkah perlindungan tanaman ke depan.. bapak sudah menjelaskan setiap rinci dan langkah-langkah untuk melakukan kegiatan perlindungan tnaman ,, pemerintah , petani serta siapa saja yang merasakan untung dan ruginya hasil petanian berperan penting dlam kegiatan perlindungan tanaman,,,
BalasHapusyang ingin saya tanyakan apakah smua yang berperan dalam kegiatan perlindungan tnaman sudah melakukan tugasnya dengan baik ?
apa mungkin sebagian orang yg berperan dlam kegiatan perlindungn tanaman belum begitu memehami dengan baik teknik atau cara yang baik dalam melakukan perlindungan tanaman ??
makasih bapak
Berdasarkan bacaan diatas bahwa perlindungan tanaman merupakan kewajiban bersama petani dan pemerintah. Namun upaya perlindungan tanaman yang dilakukan oleh petani seringkali kurang terlaksana karena kurangnya pengetahuan tentang masalah yang timbul pada tanaman dan biaya yang akan dikeluarkan untuk mengatasi masalah tersebut. Sedangkan pemerintah hanya akan melaksanakan upaya pelindungan tanaman bila tejadi eksplosi. Seharusnya, pemerintah menyiapkan program perlindungan tanaman lebih awal untuk mengatasi masalah yang akan terjadi. Upaya perlindungan tanaman dilakukan dengan cara; Mengidentifikasi masalah perlindungan tanaman. Setelah itu, mengetahui tujuan dilaksanakannya upaya tersebut. Kemudian, menentukan pihak-pihak yang akan terlibat dalam upaya tesebut. Lalu, menggunakan pendekatan kerja logis untuk menyusun program perlindungan tanaman.
BalasHapusYang menjadi pertanyaan saya; Dalam penyusun program perlindungan tanaman dengan menggunakan pendekatan kerangka kerja logis dengan menggunakan matriks. Apakah dilakukan oleh salah satu pihak atau semua pihak ?
Sesuai dengan isi postingan di atas dapat disimpulkan bahwa perlindungan tanaman merupakan kewajiban dari petani dan pihak pemerintah. Namun, dalam setiap penerapannya ada banyak hambatan serta kekurangan yang banyak ditemui. Ada masalah-masalah yang dihadapi diantaranya kurangnya asupan biaya, serta kurangnya pengetahuan petani tentang masalah OPT. Sehingga dengan adanya Matriks Kerangka Kerja Logis Program Perlindungan Tanaman ini dapat membantu kita untuk berpikir secara sistematis dan mempertimbangkan semua kemungkinan yang akan terjadi pada saat dan setelah dilakukannya program perlindungan tanaman. Namun walaupun penyusunan program perlindungan tanaman dengan matriks kerangka kerja logis ini baik tetapi cukup rumit untuk itu perlu dilakukan latihan secara intensif apalagi dilihat dari segi petani kita dimana kurangnya pendidikan dari para petani kita pastilah terjadi kesulitan di pihak petani dalam hal ini untuk itu pemerintah serta terkadang mahasiswa diharuskan untuk membantu petani dalam mensosialisasikan hal ini dan mengawasi petani secara rutin dalam menentukan dan melaksanakan program perlindungan tanaman agar bisa berjalan dengan lancar, setidaknya harus ada juga kontribusi dari Pemerintah juga, dengan demikian maka proses perlindungan tanaman bisa berjalan dengan baik.
BalasHapusDari postingan diatas, perlindungan tanaman butuh kerja sama antara pemerintah terkait dan petani. Kerja sama harus ditingkatkan, diantara dengan cara membuat lembaga tempat penyampaian informasi dari petani kepada pemerintah. selain itu juga petani dan pemerintah harus intens berkomunikasi apabila menemukan OPT jenis baru. Pemerintah juga harus sering-sering melakukan sosialisasi kepada para petani tentang apa itu OPT, gejela-gejala yang ditimbulkan serta cara mengatasinya, selain itu juga pemerintah harus memberitahukan langkah-langkah yang dilakukan jika menemukan spesies atau hama jenis baru.
BalasHapussetelah mempelajari materi tersebut dapat diketahui bahwa Penyusunan matriks kerangka kerja logis dilakukan bukan hanya dalam bidang perlindungan tanaman, melainkan juga dalam bidang-bidang lain.
BalasHapusyang menjadi pertanyaanya adalah apakah dalam penyusunan matriks kerangka kerja logis pada bidang pertanian,sama penyusunannya dengan bidang yang lainnya?
dari hasil bacaan di atas mengenai perlindungan tanaman.seperti yang kita ketahui bahwa perlindungan tanaman merupakan kewajiban para petani maupun pemerintah untuk menjaga dan melindunginya serta membudidayakannya.namun ada faktor-faktor tertentu yang menjadi penghambat bagi pemerintah dan petani. untuk mencegah terjadinya hal tersebut maka harus adanya kerja sama antara petani dan pemerintah agar dapat membagi pengetahuan tentang OPT jenis baru.
BalasHapusDari materi yang dipaparkan diatas dikatakan bahwa Dalam keadaan tidak terjadi eksplosi, pemerintah tetap perlu menyiapkan program perlindungan tanaman sebagai langkah antisipasi.Yang ingin saya tanyakan adalah salah satu contoh keadaan tidak terjadi eksplosi,sehingga pemerintah tetap perlu menyiapkan program perlindungan tanaman sebagai langkah antisipasi ?
BalasHapusBerdasarkan materi yang bapak berikan dapat disimpulkan bahwa kegiatan perlindungan tanaman tidak hanya dilakukan oleh petani ,tetapi juga pemerintah perlu membantu dalam melaksanakan kegiatan ini.
BalasHapusPerencanaan juga dibutuhkan agar dalam pelaksanaannya tidak mengalami hambatan .
Banyak para petani yang belum mengetahui golongan OPT dan pengendaliannya ,sehingga pemerintah perlu mengadakan sosialisasi yang membantu para petani dalam kegiatan perlindungan tanaman.
Dari posting di atas dapat di pahami bahwa perlindungan tanaman berdasrkan kerjasama antara para petani dan pemerintah. Tetapi dalam hal ini ada keluhan dari para petani dengn pembiayaan yang dikeluarkan karena para petani lebih mementingkan usaha tani.
BalasHapusOleh sebab itu dngan adanya kegiatan kerangka perlindungan tanaman , dapat diketahui oleh masyarakat .yang menjadi pertanyaannya,apakah kegiatan tersebut dapat dipahami oleh para petani
sesuai dengan postingan di atas, saya dapat menyimpulkan bahwa program perlindungan tanaman adalah kewajiban bagi setiap petani dan pemerintah.Namun ketika petani melakukan penanganan selalu ada masalah yang di temui contohnya OPT. dalam hal ini pemerintah dan petani perlu melakukan kerja sama agar dapat menangani masalah tersebut.Dengan begitu program perlindungan tanaman akan jauh lebih baik.
BalasHapusBerdasarkan materi yang telah di berikan dapat dikatakan bahwa kerja sama antara petani dan pemerintah sangat di perlukan dalam upaya perlindungan terhadap tanaman..
BalasHapuspemerintah juga harus melakukan sosialisasi dengan para petani agar para petani memahami secara baik tentang perlindungan tanaman yang tepat..
program perlindungan tanaman memang sangat penting. dijelaskan bahwa , para petani memelihara ternak dan melepasnya begitu saja. dari masalah ini dari dinas pertanian khususnya bagian perlindungan tanaman harus bekerja sama dengan dinas peternakan untuk membuat kandang ternak bagi para petani agar program perlindungan tanaman dapat berjalan dengan lancar karena tela terbebas dari ternak yang dilepas bebas yang notabene adalah OPT.
BalasHapusselain itu, pemerintah juga harus turun langsung kelapangan untuk mensosialisasikan kepada para petani bagaimana cara melakukan perlindungan tanaman yang baik dan benar
Matriks Kerangka Kerja Logis Program Perlindungan Tanaman sangat membantu saya dalam hal,bukan hanya perlindungan tanaman tetapi ilmu lain juga
BalasHapusSetelah membaca materi diatas maka saya dapat menyimpulkan bahwa perlindungan tanaman ada beberapa hal penting antara lain perencanaan perlindungan tanaman perlu diawali dengan identifikasi masalah perlindungan tanaman kemudian menyusun program perlindungan tanaman mengunakan pendekatan matriks kerangka kerja logis
BalasHapusdari uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa Masalah perlindungan tanaman tidak selalu merupakan masalah biologi maupun ekologi, tetapi dapat juga merupakan masalah ekonomi, sosial, dan budaya yang berkaitan dengan perlindungan tanaman.
BalasHapusyang menjadi pertanyaannya,,, Apa contoh masalah sosial yang berkaitan dengan perlindungan tanaman?
Hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan matrik kerangka kerja logis adalah: (1) sasaran, (2) hasil, (3) keluaran, dan (4) kegiatan serta kolom yang terdiri atas: (1) nomor digit hierarki tujuan, (2) uraian tujuan, (3) indikator capaian, (4) cara verifikasi, dan (5) asumsi.
BalasHapusBerdasarkan postingan diatas dapat saya pahami bahwa program perlindungan tanaman bukan saja dilakukan oleh petani tetapi juga oleh pemerintah.dengan adanya kerja sama antara petani dan pemerintah maka program perlindungan tanaman akan semakin maju dan lebih baik.
BalasHapusberdasarkan postingan diatas dapat dikatakan bahwa perlindungan tanaman bukan mengenai masalah ekologi dan biologi tetapi juga masalah ekonomi ,sosial dan budaya.oleh karena itu perlu adanya kerja sama antara para petani dengan pemerintah sehingga para petani bisa memahami perlindungan tanaman dengan baik dan benar.
BalasHapusdari hasil postingan diatas dapat disimpulkan bahwa, perlindungan tanaman merupakan salah satu kewajiban dara pada para petani dan juga pemerintah. tetapi masih banyak petani yang belum mengetahui apa itu OPT dan bagaimana akibat dari OPT serta apa saja yang termasuk dalam kelompok OPT tersebut. dengan demikian kerangka kerja logis program perlindungan tanaman ini dapat membantu para petani dan pemerintah bahkan kita semua untuk mengetahui apa itu OPT dan akibat dari pada OPT itu sendiri. oleh karena itu, pemerintah harus aktif menyampaikan informasi-informafi terbaru mengenai jenis OPT, sehingga para petani yang belum mengerti menjadi mengerti agar program perlindungan tanaman ini bisa sukses.
BalasHapusdari isi materi diatas ,kita dapat mengetahui bahwa ; perlindungan tanaman merupakan kewajiban bersama petani maupun pemerintah.sehingga dalam perlindungan tanaman diperlukan perencanaan yang matang yaitu,
BalasHapus1.mengidentifikasi masalah perlindungan tanaman
2.menentukan tujuan
3.menentukan siapa' yang terlibat dalam perlindungan tanaman yang sedang di rencanakan
4.selanjutnya menyusun program perlindungan tanaman mengunakan pendekatan kerangkah kerja logis
Dalam menyusun matrik kerangka kerja logis maka perlu di perhatikan bebarapa langka penting antara lain sebaiknya dilakukan dengan mengisi kolom uraian hierarki tujuan. Selanjutnya isi kegiatan yang diperlukan untuk mencapai setiap keluaran. Kemudian, isi kolom indikator capaian, cara verifikasi, dan asumsi dimulai dari hierarki tujuan yang terendah, yaitu keluaran.
BalasHapusDari materi yang saya baca maka,sesuai dengan peraturan pemerintah tersebut, pemerintah perlu terlibat langsung dalam melaksanakan upaya perlindungan tanaman hanya bila terjadi eksplosi. Dalam keadaan tidak terjadi eksplosi, pemerintah tetap perlu menyiapkan program perlindungan tanaman sebagai langkah antisipasi. Pada tingkat petani petani sebenarnya selalu melaksanakan upaya perlindungan tanaman, hanya saja pada umumnya kurang terencana dan biaya yang diperlukann untuk melakukan tindakan perlindungan tanaman sering tidak diperhitungkan sebagai biaya usahatani. Karena perlindungan tanaman memerlukan tenaga, waktu, dan baiaya maka untuk melakukannya perlu disertai dengan perencanaan yang matang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusdari beberapa hal diatas yang telah saya baca maka perlindungan tanaman perlu diawali dengan identifikasi masalah perlindungan tanaman dan masalah perlindungan tanaman bukan hanya ekonomi,biologi dan budaya dan budidaya yang berkaitan dengan perlindungan tanaman yang dimana dapat membantu dalam mengendalikan semua jenis opt yang dimana dapat menurunkan hasil produksi
BalasHapusperlindungan tanaman merupakan suatu program yang sangat penting bagi petani.perlindungan tanaman dapat membantu petani untuk merpertahankan tanaman yang di budidayakan agar tidaki dapat di serangt oleh OPT dan dapat menghasilkan hasil panen yang memeuaswkan. Diharapkan kepada pemerintah untuk memperhatikan petani agar program perlindungan tanaman terus berjalan.
BalasHapusBerdasarkan materi diatas saya dapat menyimpulkan bahwa perlindungan tanaman dapat berjalan dengan baik apabila ada kerja sama antara pihak pemerintah dengan para petrani. Petani sebenarnya yang lebih banyak melakukan perlindungan tanaman sedangkan pemerintah hanya sebagai fasilitator. Petani dapat melaksanakan perlindunga tanaman dengan baik apabila pemerintah menyediakan fasilitas yang memadai. terimah kasih
BalasHapussebelum melakukan perencanaan perlindungan tanaman hal pertama yang harus di lakukan adalah mengidentifikasi masalah terhadap perlindungan tanaman.
BalasHapusbedasarkan isi materi diatas , perlindungan tanaman harus dilakukan dengan proses kerangka kerja logis ,agar kegiatan perlindungan tanaman dapat berjalan dengan baik dan tidak melangar peraturan yang berlaku.
BalasHapusberdasarkan materi di atas sya simpul kan bahwa bahwa perlindungan tanaman merupakan kewajiban bersama petani dan pemerintah maka perlindungan tanaman dapat dilakukan oleh petani maupun pemerintah. Sesuai dengan peraturan pemerintah tersebut, pemerintah perlu terlibat langsung dalam melaksanakan upaya perlindungan tanaman hanya bila terjadi eksplosi. Dalam keadaan tidak terjadi eksplosi, pemerintah tetap perlu menyiapkan program perlindungan tanaman sebagai langkah antisipasi. Pada tingkat petani, petani sebenarnya selalu melaksanakan upaya perlindungan tanaman, hanya saja pada umumnya kurang terencana dan biaya yang diperlukann untuk melakukan tindakan perlindungan tanaman sering tidak diperhitungkan sebagai biaya usahatani. Karena perlindungan tanaman memerlukan tenaga, waktu, dan baiaya maka untuk melakukannya perlu disertai dengan perencanaan yang matang.Perencanaan perlindungan tanaman perlu diawali dengan indentifikasi masalah perlindungan tanaman. Masalah perlindungan tanaman tidak selalu merupakan masalah biologi maupun ekologi, tetapi dapat juga merupakan masalah ekonomi, sosial, dan budaya yang berkaitan dengan perlindungan tanaman. Misalnya, petani perladangan tebas bakar mengalami masalah biaya untuk melaksanakan perlindungan tanaman. Selain itu mereka juga mengalami masalah sosial ketidaktahuan mengenai OPT dan kehilangan hasil yang ditimbulkannya dan masalah budaya yang memandang serangan OPT sebagai kutukan yang untuk mengatasinya perlu dilakukan upacara adat. Bahkan budaya dapat memaksa petani untuk memelihara OPT, misalnya memelihara ternak besar seperti sapi, kerbau, atau kuda dengan cara dilepas begitu saja, padahal mereka tahu bahwa ternak seperti itu dapat merusak tanaman. Mereka harus memelihara ternak besar tersebut untuk kebutuhan adat, misalnya sebagai mas kawin (belis) atau sebagai ternak potong pada pesta adat. Apapun permasalahannya, perlu diidentifikasi mana yang merupakan masalah utama dan mana yang merupakan bagian dari masalah utama. Masalah utama dan bagian-bagiannya tersebut dianalisis dengan cara menggambarkannya dalam bentuk diagram pohon.ntuk menyusun matrik kerangka kerja logis, sebaiknya dilakukan dengan mengisi kolom uraian hierarki tujuan. Selanjutnya isi kegiatan yang diperlukan untuk mencapai setiap keluaran. Kemudian, isi kolom indikator capaian, cara verifikasi, dan asumsi dimulai dari hierarki tujuan yang terendah, yaitu keluaran. Lanjutkan dengan mengisi indikator capaian, cara verifikasi, dan asumsi untuk hierarki di atasnya, yaitu berturut-turut hasil dan keluaran. Pengisian indikator capaian, cara verifikasi, dan asumsi hasil dilakukan dengan memperhatikan indikator capaian, cara verifikasi, dan asumsi keluaran. Demikian juga dengan indikator capaian, cara verifikasi, dan asumsi capaian, dilakukan dengan memperhatikan indikator capaian, cara verifikasi, dan asumsi hasil. Dengan demikian pengisian matriks kerangka kerja logis dilakukan dengan menggunakan logika JIKA-MAKA sedemikian sehingga JIKA indikator capaian, cara verifikasi, dan asumsi dipenuhi dalam pencapaian keluaran MAKA akan diperoleh hasil dan JIKA indikator capaian, cara verifikasi, dan asumsi dipenuhi dalam pencapaian hasil MAKA akan diperoleh sasaran
BalasHapusBerdasarkan bacaan diatas, dapat disampaikan bahwa perlindungan tanaman merupakan kewajiban bersama antara petani dan pemerintah. namun petani belum terlalu tahu/memahami tentang perlindungan tanaman sehingga di sini pemerintah perlu membantu para petani.Masalah perlindungan tanaman juga melingkupi masalah ekonomi,sosial dan juga masalah budaya. Jadi kendala-kendala yang menghambat bisa jadi dari faktor-faktor ekonomi,sosial dan juga budaya, untuk itu pemerintah harus mengambil bagian dalam menyelesaikan masalah perlindungan tanaman.
BalasHapusDari postingan bacaan diatas,patani perlu melakukan/mengiformasikan keadaan yang terjdi dilapangan,agar pemerintah dan lembaga tertentu yang terlibat di dalamnya dapat mengetahuinya.agar dapat dilakukan perenxcanaan.,
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusdari materi tersebut dikatakan bahwa Sesuai dengan ketentuan PP No. 6 Tahun 1995 bahwa perlindungan tanaman merupakan kewajiban bersama petani dan pemerintah maka perlindungan tanaman dapat dilakukan oleh petani maupun pemerintah.
BalasHapuspertanyaannya adalah apakah selama ini,pemerintah khususnya pemerintah Propinsi N T T telah melakukan kewajiban sesuai U U tersebut bersama petani,dalam melakukan perlindungan tanaman?
perlindungan tanaman perlu di tijau lagi
BalasHapusdari posting di atas saya setuju dengan ketentuan PP No. 6 Tahun 1995 bahwa perlindungan tanaman merupakan kewajiban bersama petani dan pemerintah maka perlindungan tanaman dapat dilakukan oleh petani maupun pemerintah.
BalasHapusberdasarkan materi diatas, dapat saya simpulkan bahwa perlindungan tanaman merupakan kewajiban bersama petani dan pemerintah maka perlingdungan tanaman dapat dilakukan oleh petani maupun pemerintah.
BalasHapuspada tingkat petani, petani selalu melaksanakan upaya perlindungan tanaman hanya saja pada umumnya kekurangan perencanaan dan biaya yang diperlukan untuk melakukan perlindungan tanaman sering diperhitungkan sebagai biaya usaha tani karna perlindungan tanaman memerlukan biaya, tenaga dan waktu maka untuk melakukan perlu disertai dengan perencanaan yang matang.
masalah perlindungan tanaman tidak selalu merupakan masalah biologi maupun ekologi, tetapi dapat juga merupan masalah ekonomi, sosial dan budaya yang berkaitan dengan perlindungan tanaman. misalnya petani berladang bebas bakar mengalami masalah biaya untuk melaksanakan perlindungan tanaman.
saya sangat setuju dengan pernyataan "Sesuai dengan ketentuan PP No. 6 Tahun 1995 bahwa perlindungan tanaman merupakan kewajiban bersama petani dan pemerintah maka perlindungan tanaman dapat dilakukan oleh petani maupun pemerintah".
BalasHapusDalam hal ini pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang adil terhadap perlindungan tanaman dan petani sebagai pelaksana dapat melaksanakan kebijakan-kebijakan tersebut demi kesejahteraan masyarakat terhadap hasil yang akan diperoleh,
Berdasarkan paparan diatas dapat saya simpulkan bahwa mengenai Masalah perlindungan tanaman perlu dilakukan kerja sama antara pihak petani dan pemerintah karena tidak selalu merupakan masalah biologi maupun ekologi, tetapi dapat juga merupakan masalah ekonomi, sosial, dan budaya yang berkaitan dengan perlindungan tanaman. Misalnya, petani perladangan tebas bakar mengalami masalah biaya untuk melaksanakan perlindungan tanaman. Selain itu mereka juga mengalami masalah sosial ketidaktahuan mengenai OPT dan kehilangan hasil yang ditimbulkannya dan masalah budaya yang memandang serangan OPT sebagai kutukan yang untuk mengatasinya perlu dilakukan upacara adat. Bahkan budaya dapat memaksa petani untuk memelihara OPT, misalnya memelihara ternak besar seperti sapi, kerbau, atau kuda dengan cara dilepas begitu saja, padahal mereka tahu bahwa ternak seperti itu dapat merusak tanaman. Mereka harus memelihara ternak besar tersebut untuk kebutuhan adat, misalnya sebagai mas kawin (belis) atau sebagai ternak potong pada pesta adat. oleh karena itu Apapun permasalahannya, perlu diidentifikasi mana yang merupakan masalah utama dan mana yang merupakan bagian dari masalah utama. Masalah utama dan bagian-bagiannya tersebut dianalisis dengan cara menggambarkannya dalam bentuk diagram pohon.itu sema harus adanya perhatian khusus dari pemerintah akan minimnya pengetahuan petani.
BalasHapusseperti menginformasihkan atau mengajarkan tentang Penyusunan matriks kerangka kerja dalam hal perlindungan tangan.
Berdasarkan bacaan di atas, upaya dalam melakukan identifikasi OPT adalah tugas utama dari petani namun petani masih dibatasi dengan iptek sehingga mereka bingung untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu ini menjadi tugas utama bagi pihak pemerintah sebagai pemangku kepentingan. Tugas utama pemerintah sebaiknya jangan secara langsung melakukan eksplosi, namun perlu dilakukan identifikasi masalah dengan membuat suatu pendekatan, setelah itu baru membuat tujuan utuk memecahkan masalah yang dihadapi petani. Jika hal ini dilakukan dengan baik maka akan tercapai tujuan sesuai yang diharapkan
BalasHapusberdasarkan bacaan diatas , perlindungan tanaman harus dilakukan dengan mengunakan kerangka kerja logis untuk supaya kegiatan perlindungan tanaman yang di lakukan dapat berjalan dengan sangat baik
BalasHapusBerdasarkan bacaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perlindungan tanaman merupakan kewajiban petani dan pemerintah sehingga petani dan pemerintah dapat melakukan perlindungan tanaman.Petanai telah melakukan banyak upaya dalam perlindungan tanaman namun petani seringkali mengalami kerugian akibat kurangnya perencanaan yang terarah terhadap perlindungan tanaman. Perencanaan perlindungan tanaman perlu di awali dengan identifkasi masalah perlindungan tanaman, selain itu ketidaktahuan petani tentang OPT yang dapat menyebabkan kerugian maka pemerintah perlu melakukan sosialisasi kepada petani. Dengan adanya penyusunan matriks kerja logis sangat membantu petani dalam mengidentifikasi masalah sehingga petani dapat menetukan dengan tepat tujuan perlindungan tanaman. Namun, matriks kerangka kerja logis sangat rumit bagi petani, maka pemerintah harus mensosialisasikan kepada petani supaya petani paham apa itu kerangaka kerja logis
BalasHapusBerdasarkan materi diatas saya dapat menyimpulkan bahwa perlindungan tanaman dapat berjalan dengan baik apabila ada kerja sama antara pihak pemerintah dengan para petrani. perlindungan tanaman merupakan kewajiban petani dan pemerintah sehingga petani dan pemerintah,dalam perlindungan tanaman diperlukan perencanaan yaitu,
BalasHapus1.mengidentifikasi masalah perlindungan tanaman
2.menentukan tujuan
3.menentukan siapa' yang terlibat dalam perlindungan tanaman yang sedang di rencanakan
4.selanjutnya menyusun program perlindungan tanaman mengunakan pendekatan kerangkah kerja logis
terimakasih bapak atas materi yang bapak berikan , materi ini sangat membantu banyak orang dalam melakukan program kerja, saya sangat tertarik dengan kalimat berikut yang ada pada materi bapak diatas " Pihak-pihak yang terlibat dapat meliputi petani, pedagang sarana produksi, pedagang hasil pertanian, konsumen, pemerintah, tokoh masyarakat, dan aktivis lembaga swadaya masyarakat. Pihak-pihak tersebut semuanya mempunyai kepentingan tertentu terhadap program perlindungan tanaman sehingga disebut para pemangku kepentingan (stakeholders). Setiap pihak berkepentingan karena akan menerima manfaat atau akan menderita kerugian ketika program perlindungan tanaman dilaksanakan. Manfaat maupun kerugian yang diterima oleh setiap pemangku kepentingan berbeda-beda sehingga Juga perlu ditentukan jenis-jenis-jenis manfaat atau kerugian yang akan diterima atau dialami masing-masing. Keterkaitan antar para pemangku kepentingan dalam menerima manfaat atau menderita kerugian dari program perlindungan tanaman"
BalasHapus