Untuk menyelesaikan studi di fakultas pertanian, mahasiswa diwajibkan menyusun proposal penelitian dan skripsi. Sebelum itu, mahasiswa sudah dilatih menulis berbagai jenis karya ilmiah lainnya, antara lain tugas, laporan praktikum, dan laporan magang. Karya ilmiah dalam bidang pertanian pada umumnya berkaitan dengan berbagai jenis organisme, mulai dari tanaman sendiri sampai ke organisme pengganggu tumbuhan dan organisme musuh alami atau agen pengendali hayati. Tentu saja, kaitan dengan organisme berbeda-beda bergantung pada program studi mahasiswa. Karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa program studi agroteknologi lebih berkaitan dengan organisme dibandingkan dengan karya ilmiah mahasiswa program studi agribisnis. Dalam program studi agroteknologi, karya ilmiah mahasiswa minat perlindungan tanaman lebih berkaitan dengan organisme dibandingkan dengan karya ilmiah mahasiswa minat lainnya. Oleh karena itu, relevansi pencantuman nama ilmiah dalam karya ilmiah mahasiswa program studi yang berbeda seharusnya juga tidak sama.
Karya ilmiah mahasiswa minat perlindungan tanaman berkaitan dengan organisme pengganggu tumbuhan pada jenis tanaman tertentu atau bahkan berkaitan dengan organisme musuh alami atau agen pengendali hayati organisme pengganggu tumbuhan pada jenis tanaman tertentu. Dalam hal ini, karya ilmiah mahasiswa perlindungan tanaman dapat berkaitan dengan nama ilmiah setidak-tidaknya dua atau tiga kategori organisme. Berbeda halnya dengan kareya ilmiah mahasiswa minat lainnya dalam program studi agroteknologi, yang hanya berkaitan dengan nama ilmiah tanaman. Apalagi karya ilmiah mahasiswa program studi agribisnis, yang kaitannya dengan nama ilmiah sebenarnya tidak langsung, melainkan sekedar sebagai keterangan terhadap produk pertanian. Nama ilmiah dalam karya ilmiah mahasiswa program studi agribisnis bukan berkaitan langsung dengan obyek penelitian. Karena itu, sangat mengherankan bila judul karya ilmiah mahasiswa program studi agribisnis disertai dengan nama ilmiah organisme. Dan lebih mengherankan lagi, dosen pembimbingnya membiarkan hal itu begitu saja, mungkin karena berpendapat bahwa bila disertai dengan nama ilmiah maka karya ilmiah dengan sendirinya menjadi lebih berbobot.
Karya ilmiah mahasiswa minat perlindungan tanaman berkaitan dengan organisme pengganggu tumbuhan pada jenis tanaman tertentu atau bahkan berkaitan dengan organisme musuh alami atau agen pengendali hayati organisme pengganggu tumbuhan pada jenis tanaman tertentu. Dalam hal ini, karya ilmiah mahasiswa perlindungan tanaman dapat berkaitan dengan nama ilmiah setidak-tidaknya dua atau tiga kategori organisme. Berbeda halnya dengan kareya ilmiah mahasiswa minat lainnya dalam program studi agroteknologi, yang hanya berkaitan dengan nama ilmiah tanaman. Apalagi karya ilmiah mahasiswa program studi agribisnis, yang kaitannya dengan nama ilmiah sebenarnya tidak langsung, melainkan sekedar sebagai keterangan terhadap produk pertanian. Nama ilmiah dalam karya ilmiah mahasiswa program studi agribisnis bukan berkaitan langsung dengan obyek penelitian. Karena itu, sangat mengherankan bila judul karya ilmiah mahasiswa program studi agribisnis disertai dengan nama ilmiah organisme. Dan lebih mengherankan lagi, dosen pembimbingnya membiarkan hal itu begitu saja, mungkin karena berpendapat bahwa bila disertai dengan nama ilmiah maka karya ilmiah dengan sendirinya menjadi lebih berbobot.
Untuk memulai, sebaiknya perlu terlebih
dahulu dibaca uraian mengenai binomial nomenclature
(tatanama binomial) yang mengatur bahwa nama ilmiah spesies mahluk hidup terdiri
atas dua kata, mirip dengan nama orang yang pada umumnya terdiri atas nama
pemberian (given name) dan nama
keluarga (family name). Bila pada
nama orang nama keluarga dituliskan setelah nama pemberian, pada nama ilmiah
nama keluarga dituliskan di depan nama pemberian. Kedua nama tersebut merupakan
nama spesies, yang terdiri atas nama genus dan diikuti dengan nama epitet (nama
pemberian untuk spesies yang bersangkutan). Misalnya, dalam nama spesies
eukaliptus Eucalyptus urophhylla, Eucalyptus merupakan nama genus dan urophylla merupakan nama epitet,
keduanya merupakan nama binomial untuk spesies eukaliptus.
Nama ilmiah mahluk hidup diatur melalui
ketentuan internasional yang disebut kode (code)
yang berbeda untuk kategori mahluk hidup tertentu sebagai berikut:
·
Tatanama algae, jamur, dan
tumbuhan diatur melalui International
Code of Nomenclature for algae, fungi, and plants (ICN), dengan aturan yang
berlaku sejak 2012 adalah Kode
Melbourne. Sebelum itu, tatanaman algae, jamur, dan tumbuhan diatur melalui
International Code of Botanical Nomenclature (ICBN), dengan aturan terakhirnya
adalah Kode Wina (Vienna Code). Untuk peringkat taksonomik di bawah spesies
bagi tumbuhan budidaya (tanaman), digunakan aturan tersendiri yang disebut International
Code of Nomenclature for Cultivated Plants, dengan aturan terakhirnya
adalah Versi 8
(2009).
·
Tatanama binatang diatur
melalui International
Code of Zoological Nomenclature (ICZN), dengan aturan yang berlaku sejak 31
Desember 1999 dan amandemennya yang berlaku sejak 1 Januari 2012 adalah ICZN Edisi IV.
·
Tatanama bakteri (dan termasuk
arkaea) diatur melalui International
Code of Nomenclature of Bacteria (ICNB), dengan versi termutakhir adalah ICNB Versi 1990.
·
Tatanama virus diatur oleh International
Committee on Taxonomy of Virus (ICTV), dengan versiti terakhir adalah ICTV Versi 2012.
Tatanama yang berbeda tersebut memungkinkan
terjadinya perbedaan ketentuan mengenai nama ilmiah antar golongan yang berbeda.
Misalnya, dalam tatanama binatang dikenal nama trinomial untuk peringkat
taksonomik di bawah spesies, sedangkan dalam tatanama tumbuhan nama trinomial
tidak diperbolehkan. Penulisan nama ilmiah binatang secara lengkap harus
diikuti dengan nama author dan tahun,
sedangkan penulisan nama ilmiah tumbuhan secara lengkap cukup diikuti dengan
nama author (tanpa tahun). Nama author adalah nama orang yang memberikan
nama ilmiah, bukan nama penemu, suatu peringkat taksonomik tertentu yang
namanya diterima sebagai nama berlaku (tumbuhan dan kerabatnya) atau nama valid
(binatang). Nama ilmiah berlaku yang lengkap untuk ampupu adalah Eucalyptus urophylla
S.T.Blake, S.T. Blake merupakan nama author.
Nama ilmiah valid untuk belalang kembara adalah Locusta migratoria (Linnaeus 1758) dan untuk belalang kembara timur
jauh adalah Locusta migratoria manilensis
(Meyen, 1835)(nama trinomial untuk sub-spesies belalang kembara yang terdapat
di Asia Timur dan Asia Tenggara). Namun meskipun terdapat sejumlah perbedaan,
terdapat satu persamaan mendasar bahwa yang diberikan nama ilmiah adalah mahluk
hidup, bukan bagian-bagian mahluk hidup atau mahluk hidup yang digunakan
sebagai keterangan. Karena itu, terhadap gabah tidak boleh diberikan nama
ilmiah Oryza sativa, demikian juga terhadap
produksi jagung, emping jagung, dan rantai pemasaran jagung, tidak boleh diberikan
nama ilmiah Zea mays. Gabah merupakan
bagian dari tanaman padi, sedangkan jagung pada istilah produksi jagung, emping
jagung, dan rantai pemasaran jagung merupakan keterangan.
Sejak 2011 telah ada upaya oleh
International Committee for Bionomenclature untuk menyatukan aturan tatanama
mahluk hidup ke dalam satu kode, disebut BioCode, tetapi sampai sekarang belum disepakati sehingga
hanya merupakan draft. Selain itu, seiring dengan perkembangan dalam bidang
taksonomi ke arah taksonomi filogenetik berdasarkan atas asal-usul genetik (bukan
hanya morfologis), juga telah ada kode mengenai tatanama filogenetik, disebut PhyloCode,
yang kini mulai diadopsi dalam taksonomi tumbuhan berbunga. Meskipun belum
digunakan secara formal, keduanya perlu dipelajari untuk mengantisipasi
perkembangan tatanama mahluk hidup ke depan.
Tatanama mahluk hidup berkaitan sangat erat
dengan klasifikasi
mahluk hidup dan klasifikasi mahluk hidup pada gilirannya berkaitan lebih
erat lagi dengan taksonomi
mahluk hidup. Klasifikasi mahluk hidup berkaitan dengan penggolongan mahluk
hidup ke dalam peringkat taksonomik, sedangkan taksonomi mahluk hidup merupakan
ilmu yang mempelajari pemeringkatan taksonomik sekaligus klasifikasi mahluk
hidup. Klasifikasi dan taksonomi modern dimulai dengan sistem Linnaeus yang
didasarkan terutama pada ciri-ciri fenetik (ciri-ciri yang tampak secara
morfologis), tetapi kini mulai berkembang sistem
filogenetik yang didasarkan pada ciri-ciri filogenetik (hubungan
kekerabatan berdasarkan DNA) dan sistem evolusioner
yang didasarkan pada hubungan filogenetik dan evolusi. Upaya pengembangan
klasifikasi dan taksonomi filogenetik dan evoluisoner misalnya telah dilakukan
melalui The Tree of Life web project.
Klasifikasi tumbuhan berbunga kini telah dilakukan dengan berdasarkan atas
sistem filogenetik, dikenal sebagai Angiosperm Phylogeny Group, dengan versi
termutakhir adalah APG III
(versi 13). Sistem klasifikasi ini terutama sangat perlu dipahami oleh
mereka yang berkecimpung dalam bidang botani, pertanian, dan kehutanan.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa nama
ilmiah berkalitan dengan klasifikasi dan klasifikasi berkaitan dengan
taksonomi. Sebagai ilmu, taksonomi selalu berkembang. Perkembangan ini
menimbulkan konsekuensi bahwa nama ilmiah dan klasifikasi mahluk hidup akan selalu
berubah. Hal ini penting untuk dipahami oleh siapa saja yang sering menggunakan
nama ilmiah. Untuk mengetahui nama ilmiah yang berlaku atau valid maka perlu
dilakukan pemeriksaan. Dahulu pemeriksaan harus dilakukan dengan menggunakan
jurnal-jurnal ilmiah dalam bidang taksonomi sehingga sangat menyulitkan. Kini
pemeriksaan nama ilmiah dapat dilakukan dengan menggunakan banyak situs
pemeriksaan nama ilmiah, di antaranya sebagai berikut:
·
Pemeriksaan nama ilmiah
berbagai kategori mahluk hidup: GBIF Data
Portal dan Catalogue of Life
·
Pemeriksaan nama ilmiah
tumbuhan: The Plant List
·
Pemeriksaan nama ilmiah jamur: Species Fungorum
·
Pemeriksaan nama ilmiah algae: AlgaeBase
·
Pemeriksaan nama ilmiah
bakteri: LPSN
·
Pemeriksaan nama ilmiah virus: ICTV
Mengingat pentingnya pemeriksaan nama
ilmiah ini bagi mahasiswa maka saya sudah menyediakan layanan pemeriksaan nama
ilmiah ini pada blog matakuliah Dasar-dasar
Perlindungan Tanaman, blog matakuliah Ilmu
Gulma, dan blog bimbingan skripsi Sumberdaya Skripsi. Tapi
rupanya belum banyak mahasiswa, apalagi dosen, yang memanfaatkan layanan jasa
tersebut.
Untuk melakukan klasifikasi, perlu terlebih
dahulu dilakukan identifikasi
mahluk hidup. Pada awalnya, identifikasi dilakukan dengan menggunakan
ciri-ciri morfologis yang digunakan sebagai dasar untuk membuat kunci
identifikasi. Terdapat berbagai tipe kunci identifikasi, di antaranya adalah
kunci dikhotomi (dichotomous key atau
juga disebut single-access key) dengan berbagai
variasinya. Dahulu kunci identifikasi tersedia hanya dalam bentuk tercetak,
kini tersedia dalam bentuk program aplikasi, yang juga disebut kunci
identifikasi elektronik. Sebagai contoh adalah berbagai kunci elektronik, di
antaranya delta-inkey, yang
didasarkan pada format pencatatan data taksonomi Delta yang sekaligus dapat
digunakan untuk membuat deskripsi secara otomatis, kini dikembangkan menjadi FreeDelta. Contoh lainnya adalah
kunci lucid versi komputer dan versi ponsel pintar yang diproduksi oleh Lucidcentral untuk berbagai kategori
mahluk hidup. Selain itu juga terdapat kunci identifikasi dengan basis
pemrograman lain, di antaranya:
·
Interactive Biodiversity Identification Software (IBIS-ID): kunci
identifikasi berdiri sendiri yang dapat dimasukkan (embed) ke dalam situs web, blog, atau wiki.
·
Rachis: program aplikasi
lintas-platform berbasis C++ untuk mengorganisasikan, mengklasifikasikan, dan
mengidentifikasi mahluk hidup.
·
SLIKS: program aplikasi Javascript yang dijalankan melalui
program aplikasi peramban (browser) untuk menggunakan kunci identifikasi
interaktif.
Untuk mencoba, silahkan kunjungi kunci
lucid gratis untuk identifikasi jeruk versi dalam jaringan atau
unduh versi
ponsel pintar Android. Penggunaan teknologi informasi bisa membuat urusan
nama ilmiah dan identifikasi menjadi lebih menarik dan tidak ketinggalan zaman.
Mempelajari nama ilmiah sebenarnya tidak
begitu berbeda dengan mempelajari cabang-cabang biologi lainnya. Sampai pada
batas tertentu memang diperlukan untuk menghapal, tetapi sebagaimana dalam
mempelajari bidang-bidang ilmu lain, menghapal sebenarnya bukanlah tujuan,
melainkan hanya cara. Tujuan utama mempelajari sesuatu tentu saja lebih
daripada sekedar menghapal, melainkan untuk memahami, sehingga dengan demikian
dapat dijawab pertanyaan mengapa. Mempelajari nama ilmiah akan menjadi lebih mudah
bila dimulai dengan keinginan untuk memahami. Lalu perlukah nama ilmiah mahluk
hidup dihapal? Kalau memang perlu, untuk apa harus diciptakan komputer dan hard disk untuk membuat dan menyimpan
basis data nama ilmiah? RAM (otak manusia) terlalu berharga untuk menyimpan
(menghapal) sesuatu yang dapat disimpan dalam hard disk. Persoalannya kemudian adalah bagaimana memadukan
berbagai bidang ilmu. Seorang pakar taksonomi yang sama sekali tidak mengerti
komputer (karena berpendidikan linier) mungkin merasa lebih mudah menghapalkan
nama ilmiah daripada belajar menggunakan komputer dan Internet.
Tantangannya kemudian adalah andaikan saja
pengajaran nama ilmiah dengan pendekatan seperti ini mulai dilakukan pada
matakuliah Biologi dan matakuliah Botani Umum. Andaikan saja cukup banyak dosen
yang selain mengajar juga masih membuka diri sendiri untuk belajar. Bukankah
dengan tersedianya Internet, untuk belajar diperlukan cukup hanya kemauan dan kesediaan
menyisihkan sebagian biaya koneksi Facebook? Daripada mengunggah status setiap
jam, cukup dengan mengunggah hanya sekali dalam sehari dan sisanya digunakan
untuk mengakses situs untuk belajar sesuatu. Hanya saja kendalanya kemudian
tentu saja adalah kenyataan bahwa menjadi pintar dengan belajar sendiri tidak
memperoleh gelar, sedangkan belajar dengan mengikuti jenjang S2 dan S3
memperoleh gelar yang dapat dicantumkan pada KTP, SIM, buku bank, dsb.
Sepanjang sistem lebih mengedepankan gelar daripada kemampuan seseorang, selama
itu belajar akan dimaknai sebagai sekedar untuk memperoleh gelar daripada untuk
mencerdaskan diri.
untuk nama ilmiah itu setiap tahun berubah- ubah oleh karena itu blog ini sangat bermanfaat buat saya pada saat mencari tahu nama ilmiah, ternyata dibuku beda dengan di GBIF Data Portal karena mungkin klasifikasi pada buku terbitan tahun 1982 berbeda dengan GBIF Data Portal mungkin saja sudah mengalami perubahan dalam hal taksonomi .
BalasHapusuntuk nama ilmiah itu setiap tahun berubah- ubah oleh karena itu blog ini sangat bermanfaat buat saya pada saat mencari tahu nama ilmiah, ternyata dibuku beda dengan di GBIF Data Portal karena mungkin klasifikasi pada buku terbitan tahun 1982 berbeda dengan GBIF Data Portal mungkin saja sudah mengalami perubahan dalam hal taksonomi .
BalasHapus1.setelah saya membaca bacaan singkat diatas saya jadi dapat memahami kalo mencari tau nama ilmiah,ternyata di buku beda dengan di GBIF dan portal karena mungkin klasifikasi pada buku terbitan tahun 1982 berbeda dengan GBIF Data Portal mungkin saja sudah mengalami perubahan dalam hal taksonomi
BalasHapus2. yang saya belum mengerti kenapa nama ilmiah di buku beda dengan di GBIF data portal
Sudah saya bacakan tulisan diatas, cara untuk memasukan nama ilmiah tersebut kedalam susunan skripsi,dan ingin saya tanyakan mengapa nama ilmiah itu ada yang berbeda di GBIF
BalasHapusSaya dapat pahami :
BalasHapusBagaimana cara menulis nama ilmiah yang benar pada susunan skripsi
Saya ingin tanyakan :
Apakah nama ilmiah pada tumbuhan akan slalu sama dari masa ke masa ataukah akan ada perubahan nama ilmiah stiap masanya?
saya dapat pahami dari tulisan bapak tentang nama ilmiah
BalasHapusyang saya ingin tanyakan:
1.apakah nama ilmiah setiap jamur itu sama?
Dari tulisan diatas telah saya bacakan, dan saya mau tanya mengapa nama ilmiah itu berbeda beda atau apakah karna penemuannya yang membedakan nama ilmiah tersebut??
BalasHapusSaya sudah membacakan materinya,,dan saya ingin bertanya
BalasHapusApakah nama ilmiah yang penemuannya dari tahun 1982 berbeda dengan tahun yang sekarang ini??
Sudah saya bacakan tulisan diatas,,dan saya sudah agak memahaminya sedikit
BalasHapusDari materi ini saya dapat memahami sedikit nama nama ilmiah pada OPT
BalasHapussaya ingin bertaya undang-undang tentan perlindugan tanaman khususnya pada opt
BalasHapus