Halaman Aktif

Selamat Datang

Belajar Perlindungan Tanaman adalah blog baru yang sedang dibuat untuk mendukung mahasiswa Faperta Undana mempelajari mata kuliah Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Pada saat ini blog belum selesai dikerjakan sehingga hanya menyedaiakan fitur layanan secara terbatas. Silahkan kunjungi blog lama untuk memperoleh informasi mengenai fitur layanan yang akan diberikan melalui blog baru ini. Bila Anda adalah mahasiswa peserta mata kuliah Dasar-dasar Perlindungan Tanaman semester genap Tahun Ajaran 2018/2019, Anda wajib membaca materi sebelum mengikuti kuliah dan menyampaikan komentar dan/atau pertanyaan singkat di dalam kotak komentar di bawah setiap tulisan. Baca tanggal tenggat penyampaian komentar di bagian bawah setiap materi kuliah.

Pemberitahuan

Diberitahukan bahwa pada Jumat, 8 Maret 2019, dosen Ir. I Wayan Mudita, M.Sc., Ph.D. tidak dapat hadir memberikan kuliah tatap muka karena bertugas ke luar kota. Kuliah dengan materi 2.3. Berbagai Jenis OPT Golongan Gulma, Tumbuhan Parasitik, dan Tumbuhan Invasif akan diberikan oleh dosen Ibu Ethin Namas, SP, MSi. Mahasiswa diminta mengikuti perkuliahan dan menyampaikan komentar dan/atau pertanyaan mengenai materi kuliah selambat-lambatnya pada Jumat, 15 Maret 2019. Mahasiswa yang tidak menyampaikan komentar dan/atau pertanyaan melewakti batas waktu tersebut tidak akan memperoleh nilai softskill.

Selasa, 07 Februari 2012

Belalang Kembara: Apa yang Dapat Dijadikan Pelajaran?

Print Friendly and PDF Serangan belalang kembara (Locusta migratoria manilensis) kembali terjadi. Simak berita-berita berikut ini:


Serangan belalang kembara terjadi setiap tahun. Tetapi apakah yang dapat dijadikan pelajaran dari serangan tersebut? 

Kunci untuk mengatasi serangan hama semacam belalang kembara ini sesungguhnya adalah deteksi dan peringatan dini. Di berbagai negara yang biasa mengalami serangan belalang kembara (Australia dan negara-negara di Afrika) deteksi dini dilakukan dengan melibatkan masyarakat. Mengapa harus melibatkan masyarakat? Jawabannya sederhana: pertama, belalang kembara mudah berpindah sehingga masyarakat yang berada di lapangan yang paling tahu di mana mereka sedang berada. Kedua, sarana telekomunikasi yang ada saat ini memungkinkan masyarakat dapat melaporkan hasil deteksi kepada pihak yang berwenang dengan menggunakan layanan pesan singkat. Ketiga, untuk hama yang sangat merusak seperti halnya belalang kembara tidak harus menunggu menjadi Kejadian Luar Biasa dahulu baru dilakukan pengendalian. Tapi bagaimana dengan kita di Indonesia?

Indonesia memang belum mengadopsi pendekatan ketahanan hayati (biosecurity) sebagai sistem perlindungan tanaman, melainkan masih menggunakan Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Keduanya sebenarnya tidak terlalu banyak berbeda. Bedanya hanya dalam hal bagaimana memandang permasalahan. dalam PHT, hama baru menjadi masalah setelah ada di kebun, dalam ketahanan hayati hama sudah menjadi masalah ketika masih berada di luar kebun (di kebun milik tetangga). Oleh karena itu, kalau saja belalang kembara tidak melintas dari Timor Leste ke Indonesia (atau sebaliknya) maka dalam konsep PHT, belalang kembara tidak berstatus menjadi hama. Dalam ketahanan hayati, jangankan sebelum melintas, masih jauh di wilayah negara lain sekalipun belalang kembara dapat ditetapkan sebagai hama. Dengan begitu, petani dapat diperingatkan dan diminta bantuannya untuk melakukan deteksi dini dan atas dasar hasil deteksi dini tersebut pemerintah kemudian mengeluarkan peringatan dini.

Tapi pertanyaan sesungguhnya adalah pelajaran apakah yang dapat diperoleh dari serangan belalang kembara yang sudah terjadi berulang-ulang ini? Apakah sudah ada sistem peringatan dini yang dibangun? Sepanjang yang saya tahu, nihil. Serangan belalang kembara adalah SPPD, serangan belalang kembara adalah pengadaan. Mungkin ini pelajaran yang selama ini diperoleh. Selebihnya, petani hanya bisa menunggu sebab memang kurang diberdayakan untuk mengatasi permasalahan. Mereka diberdayakan untuk menerima teknologi. Sebab mengintroduksi teknologi berarti peluang mendapat SPPD dan peluang untuk melakukan pengadaan barang dan jasa. Permasalahan hama selalu dilihat sebagai permasalahan biofisik, sedangkan dimensi sosialnya tidak pernah disentuh. Maka tidak mengherankan bila memberdayakan petani kemudian menjadi dilupakan. Tidak percaya? Simak rekomendasi pengendalian belalang kembara dari Pedoman Pengendalian OPT Serealia Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian yang dikutip dari blog saungURIP.

4 komentar:

  1. makasih pak. blogx sangat menarik dan bermanfaat untuk saya. tapi yang ingim\n saya tanyakan apakah jamur metarhizium anisoplia & beauveria bassiana jika digunakan untuk membrantas hama belalang kembara,tidak akan mengganggu tanaman?

    BalasHapus
  2. saya wihelmus M. touwala,mhs agrotek 1 semester 2, sy ingin bertanya bgaimana cara yg sederhana dan tepat dalam menangani serangan kutu putih pada daun terong yg sy tanam?

    BalasHapus
  3. Mantaps Broo Info nya.
    Gue demen bgt. Sukses ya Broo . . .

    BalasHapus

Untuk mengomentari tayangan ini, silahkan tulis dan poskan di bawah ini ...

Daftar Istilah

A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y,
Z, daftar istilah entomologi dari EartLife